Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berdasarkan Research Based Learning Dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Metakognisi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Resolving Domination Number Pada Graf
Abstract
Perguruan tinggi juga telah direkonstruksi kurikulum sesuai dengan
Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015 tentang SNPT dan Perpres No. 2 tahun
2010 tentang KKNI, kurikulum pada perguruan tinggi disebut dengan KPT 2013.
Proses pembelajaran di perguruan tinggi telah menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa guna berperan aktif pada kegiatan pembelajaran.
Mahasiswa akan berhasil dalam menyelesaikan masalah apabila ia
menyelesaikannya secara terencana dan teratur dan memiliki pengetahuan tentang
kognisinya. Pemantauan terhadap kognisi mahasiswa dan menakup aktivitas
perencanaan, kesadaran akan pemahaman dan kinerja tugas, dan evaluasi
kemajuan proses dan strategi pemantauan disebut regulasi Metakognisi.
Metakognisi secara singkat didefinisikan sebagai berpikir tentang berpikir.
Metakognisi memiliki peranan yang sangat pentng dalam pendidikan anak-anak
dan orang dewasa.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa digunakan untuk
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan meakognsi mahasiswa yaitu
research based learning (RBL). RBL merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan contextual learning, authentic learning, problem-solving,
cooperativelearning, hands on & minds on learning, dan inquiry discovery
approach. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis implementasi perangkat
pembelajaran matematika untuk meningkatkan keterampilan metakognisi
mahasiswa pada suatu kegiatan pembelajaran yang berbasis RBL dalam
menyelesaikan masalah resolving domination number. Pada konsep resolving
dominating di graf, mahasiswa diharapkan mampu membuat penemuan terkait
resolving domination number.
Perangkat yang dikembangkan memenuhi kategori valid ditunjukkan
dengan koefisien validitas rencana pelaksanaan perkuliahan sebesar 3,82; lembar
kerja mahasiswa sebesar 3,85, pre-test dan post-tes sebesar 3,83; lembar observasi
aktivitas mahasiswa sebesar 3,67; lembar observasi aktivitas pendidik sebesar
3,83 dan angket respon mahasiswa sebesar 3,83. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan memenuhi kategori praktis berdasarkan penilaian pengamatan
aktivitas pendidik dalam mengelola pembelajaran dengan persentase keseluruhan
rata-rata skor sebesar 93,66%. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
ix
memenuhi kategori efektif berdasarkan persentase keseluruhan rata-rata skor
aktivitas mahasiswa sebesar 97,17%, respon mahasiswa terhadap pembelajaran
sebesar 94,90%, dan mahasiswa yang tuntas dalam pembelajaan menggunakan
model RBL sebesar 93%.
Hasil post-tes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang siginifikan setelah diterapkan RBL di dalam
pembelajarannya. Kelas eksperimen sebesar 72,98 dan kontrol sebesar 70,49
artinya bahwa rata-rata hasil keterampilan metakognisi mahasiswa kelas
ekperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil keterampilan metakognisi
mahasiswa kelas kontrol dan menunjukan bahwa pembelajaran RBL berpengaruh
lebih besar terhadap keterampilan metakognisi mahasiswa. Nilai kelas eksperimen
secara signifikan lebih baik karena didukung oleh pembelajaran RBL untuk
meningkatkan keterampilan metakognisi mahasiswa. Hasil uji independen post tes
diperoleh varians nilai sig. (2-tailed) 0.037 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa hasil
postes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen ada perbedaan yang siginifikan
setelah diterapkan RBL di dalam pembelajarannya.
Profil metakognisi mahasiswa pada kelas eksperimen yang telah diterapkan
pembelajaran model RBL memperoleh hasil 67% mahasiswa dengan keterampilan
metakognisi sangat bagus, 23% mahasiswa dengan keterampilan metakognis
bagus dan 10% mahasiswa dengan keterampilan metakognis kurang bagus.
Sedangkan profil metakognisi mahasiswa pada kelas kontrol yang telah
diterapkan pembelajaran model konvensional memperoleh hasil 56% mahasiswa
dengan keterampilan metakognisi sangat bagus, 29% mahasiswa dengan
keterampilan metakognis bagus dan 15% mahasiswa dengan keterampilan
metakognis kurang bagus. Potret fase keterampilan metakognisi yang dihasilkan
pada penelitian ini yaitu potret fase mahasiswa dengan keterampilan metakognisi
sangat bagus, keterampilan metakognisi bagus dan keterampilan metakognisi
kurang bagus. Monograf yang dihasilkan pada penelitian ini berisi rangkuman
hasil temuan peneliti dan mahasiswa berupa resolving domination number dari
graf bintang dan kipas.
Terkait dengan penelitian ini, terdapat beberapa saran sebagai berikut: (1)
Perangkat pembelajaran dengan menggunakan model research based learning
pada kajian resolving domination number, sebaiknya dikembangkan lebih lanjut
untuk materi lain; dan (2) Untuk mengetahui lebih lanjut baik atau tidaknya
perangkat yang telah dikembangkan ini, maka disarankan pada peneliti untuk
menguji cobakan perangkat pada mahasiswa tingkat berbeda atau pada universitas
yang berbeda.