Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning Dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Conjecturing Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Resolving Domination Number
Abstract
Matematika sebagai salah satu ilmu pendidikan telah banyak berkembang
dewasa ini. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menemukan dan menggunakan rumus matematika yang dapat
menunjang pemahaman konsep siswa kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Soejadi(1999), salah satu ilmu dasar yang sangat berperan penting dalam
penguasaan sains dan teknologi adalah matematika, baik aspek terapannya
maupun penalarannya. Hal ini berarti matematika perlu dipelajari oleh warga
Indonesia, karena memberikan bekal penataan nalar dan pembentukan sikap dan
mental. Matematika juga memberikan bekal bagi peserta didik untuk dapat
menerapkan matematika di berbagai bidang kehidupan seperti bisnis, ekonomi,
teknik dan lain-lain.
Model yang akan diterapkan adalah model pembelajaran discovery learning.
Model discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang menitik
beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Jerome Bruner menyatakan bahwa
siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri. Tujuan dari penelitian
ini yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran matematika untuk
meningkatkan keterampilan conjecturing mahasiswa pada suatu kegiatan
pembelajaran yang berbasis discovery learning dalam menyelesaikan masalah
resolving domination number. Pada konsep resolving dominating di graf,
mahasiswa diharapkan mampu membuat penemuan terkait resolving domination
number.
Perangkat yang dikembangkan memenuhi kategori valid ditunjukkan
dengan koefisien validitas rencana pembelajaran 3,645; LKM sebesar 3,583 dan
post-test sebesar 3,67 dengan demikian perangkat dikatakan valid. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori praktis berdasarkan
penilaian pengamatan aktivitas dosen, aktivitas dosen pada pertemuan pertama
3,55 dengan persentase 88,75% baik dan pada pertemuan kedua mencapai 3,82
dengan persentase 95,5% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan perangkat
pembelajaran dapat dikatakan praktis karena persentase aktivitas dosen mencapai
.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada kelas eksperimen 1 yaitu hasil
sebesar 12% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 24%
ix
mahasiswa dengan keterampilan cukup conjecturing, 35% mahasiswa dengan
keterampilan conjecturing (sedang), dan 29% mahasiswa dengan keterampilan
sangat conjecturing. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh hasil 11%
mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 21% mahasiswa dengan
keterampilan cukup conjecturing, 37% mahasiswa dengan keterampilan
conjecturing (sedang), dan 31% mahasiswa dengan keterampilan sangat
conjecturing. Sedangkan pada kelas kontrol sebagai berikut 22% berada pada
kategori kurang conjecturing , 35% berada pada kategori cukup conjecturing,
30% berada pada kategori conjecturing dan 15% berada pada kategori sangat
conjecturing. Hasil uji independen diperoleh varians nilai sig. (2-tailed)
.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori efektif
berdasarkan persentase aktivitas mahasiswa, hasil penilaian pos-tes, dan hasil
respon mahasiswa menunjukkan kategori baik, seperti uraian berikut ini.
Persentase aktivitas mahasiswa pada pertemuan pertama mencapai 3,37 dengan
persentase 84.25% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua mencapai 3,6
dengan persentase 90% dengan kategori baik. Dalam hal ini menunjukkan
mahasiswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
discovery learning. Hasil post-test pada kelas eksperimen yang telah diterapkan
pembelajaran model discovery learning pada kelas eksperimen 1 memperoleh
hasil 12% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 24% mahasiswa
dengan keterampilan cukup conjecturing, 35% mahasiswa dengan keterampilan
conjecturing (sedang), dan 29% mahasiswa dengan keterampilan sangat
conjecturing. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh hasil 11%
mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 21% mahasiswa dengan
keterampilan cukup conjecturing, 37% mahasiswa dengan keterampilan
conjecturing (sedang), dan 31% mahasiswa dengan keterampilan sangat
conjecturing.
Terkait dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran, terdapat
beberapa saran atau masukan sebagai berikut: Perangkat pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning pada kajian reso lving domination
number , sebaiknya dikembangkan lebih lanjut untuk materi lain selain untuk
membantu pemahaman konsep juga sebagai syarat memperkenalkan teknik
penelitian pada tugas akhir nanti. Dan untuk mengetahui lebih lanjut baik atau
tidaknya perangkat yang telah dikembangkan ini, maka disarankan pada peneliti
untuk menguji cobakan perangkat pada mahasiswa tingkat berbeda atau pada
universitas yang berbeda.