dc.description.abstract | Materi Aritmatika Sosial di dalamnya berisi dengan permasalahan-permasalahan yang ada hubungannya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari sehigga dapat melatih kemampuan pemecahan masalah siswa. Namun seringkali siswa masih lemah pada tingkat pemecahan masalah yang terkait dengan Aritmatika Sosial. Salah satu penyebabnya yaitu karena perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan pemecahan masalah, kurang memfasilitasi proses kolaborasi dalam diskusi kelompok sehingga tidak muncul perasaan caring community dalam kelompok. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengembangkan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathtematics) berbasis Lesson Study for Learning Community (LSLC) pada pokok bahasan Aritmatika Sosial di kelas VII.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian mixed methods dengan menggunakan. Metode penelitian pengembangan menggunakan metode kualitatif dengan model pengembangan Thiagarajan, Semmel & Semmel (4-D) sedangkan metode pada penelitian eksperimen menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui pengaruh perangkat pembelajaran yang dikembangkan terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Adapun subyek dalam penelitian pengembangan yaitu siswa kelas VIIA yang terdiri atas 32 siswa, sedangkan subyek penelitian eksperimen 1 adalah siswa kelas VIIG (kelas eksperimen dengan jumlah 32 siswa), eksperimen 2 adalah siswa kelas VIIF (kelas eksperimen 2 dengan jumlah 32 siswa) dan siswa kelas VIIB (kelas kontrol terdiri atas 32 siswa) di MTs Negeri 2 Jember tahun pelajaran 2019/2020. Pada penelitian pengembangan dihasilkan suatu perangkat pembelajaraan yang telah dinyatakan valid, praktis dan efektif.
xii
Adapun rata-rata tingkat kevalidan keseluruhan perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS dan THB berturutturut 3,42, 3,42 dan 3,51. Nilai kepraktisan perangkat pembelajaran yang ditinjau dari hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh persentase 86,67% pada pembelajaran pertama, 91,67% pada pembelajaran kedua, 96,67% pada pembelajaran ketiga. Kegiatan open lesson menunjukkan bahwa guru peserta open lesson terinspirasi untuk menerapkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada mata pelajaran yang diampunya. Adapun hasil wawancara dengan guru model menunjukkan bahwa guru model merasa tertarik dan berkenan untuk memakai kembali perangkat pembelajaran dengan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathtematics) berbasis Lesson Study for Learning Community (LSLC) untuk tahun ajaran berikutnya. Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil observasi aktivitas siswa dalam kelompok eksperimen 2 yaitu 81,04% yang tergolong kategori aktif dengan persentase lebih dari 70%, sedangkan untuk hasil THB kelas eksperimen 2 nilai terendah adalah 76 dan nilai tertinggi 98.. Sedangkan berdasarkan hasil angket respon siswa menunjukkan rata-rata jawaban siswa yang merespon positif adalah sebesar 88,72%,.
Hasil dari uji normalitas dan homogenitas didapatkan data yang normal dan homogen. Berdasarkan hasil Uji One-Way Anova satu arah terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga kelas yaitu sig. 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka 𝐻0 ditolak sedangkan 𝐻1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berdasarkan uji Bonferroni diambil kesimpilan bahwa kemampuan higher order thinking di kelas eksperimen 2 > kelas eksperimen 1 > kelas kontrol.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathtematics) berbasis Lesson Study for Learning Community (LSLC) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. | en_US |