dc.description.abstract | Keselamatan pasien merupakan suatu sistem rumah sakit yang
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Rumah sakit harus
memprioritaskan pelaksanaan keselamatan pasien. Hal tersebut
dikarenakan mutu dan citra rumah sakit berhubungan dengan keselamatan
pasien rumah sakit. Salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang
mendukung aktivitas dalam pemberian pelayanan kesehatan pada
masyarakat adalah instalasi rawat inap. Perawat merupakan petugas
pelaksana kesehatan dengan jumlah lebih dominan serta waktu kerja
paling tinggi selama 24 jam, sehingga perawat berperan besar dalam
penerapan budaya keselamatan pasien.
RSD Balung Jember terus melakukan perbaikan secara terusmenerus
melalui Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yaitu dengan tingkat
insidensi 0%. Untuk mencapai sasaran tersebut RSD Balung mempunyai
komitmen melakukan perbaikan yaitu dengan menerapkan budaya
keselamatan pasien. Data insiden keselamatan pasien di ruang instalasi
rawat inap RSD Balung terdapat 8 laporan KTD dan terdapat 5 laporan
KNC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya
keselamatan pasien pada perawat dalam melaksanakan pelayanan di
instalasi rawat inap RSD Balung Jember.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif,
dengan desain penelitian cross sectional. Data dianalisis menggunakan
analisis deskriptif dengan mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu 12
dimensi keselamatan pasien menurut AHRQ. Penelitian ini memiliki
responden penelitian sebanyak 51 orang perawat yang tersebar dalam 8
instalasi rawat inap di RSD Balung Jember. Teknik sampling penelitian
menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian yang
x
digunakan dalam penelitian ini berupa Angket. Instrumen yang digunakan
yaitu instrumen yang dikeluarkan oleh AHRQ yaitu Hospital Survey on
Patient Safety Culture.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan (72,55%) dan sebagian besar responden
berusia antara 31-40 tahun (64,71%), sedangkan rata-rata responden
memiliki masa kerja selama 10,7 tahun di instalasi rawat inap. Penelitian
ini mengukur 12 dimensi pada instalasi rawat inap RSD Balung Jember,
secara keseluruhan dikategorikan dalam budaya keselamatan sedang.
Hasil penelitian di RSD Balung Jember yang mendapatkan respon positif
paling tinggi yaitu pada dimensi umpan balik dan komunikasi terkait
kesalahan, yang dibuktikan melalui jawaban setuju pada pernyataan
setiap kesalahan-kesalahan yang terjadi selalu diberitahukan, sedangkan
yang paling tinggi mendapatkan respon negatif yaitu pada dimensi
frekuensi pelaporan, yang dibuktikan melalui banyaknya jawaban tidak
pada pernyataan sering adanya laporan kejadian kesalahan terkait
keselematan pasien yang dapat membahayakan pasien.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu RSD Balung
diharpakan mempunyai supervisor yang secara khusus melakukan
supervisi secara rutin ke setiap unit instalasi rawat inap, RSD Balung
Jember dapat melakukan peningkatan terkait persepsi keselamatan pasien
dengan mengadakan upgrading pelatihan secara rutin dan
berkesinambungan, kepala ruangan dapat melakukan sosialisasi tentang
SOP pelaporan insiden keselamatan pasien secara rutin atau terjadwal
serta RSD Balung dapat memberikan umpan balik berupa tindakan
perbaikan atau korektif kepada sistem keselamatan pasien yang telah
berjalan. | en_US |