Pengembangan Perangkat Pembelajaran Problem Based Learning Dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus
Abstract
Pendidikan memainkan peranan penting di dalam kehidupan dan kemajuan
manusia. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam
negara itu baik kualitasnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
didasarkan pada matematika di mana matematika adalah ilmu yang membahas
pola keteraturan, baik pola di alam maupun dalam pikiran manusia.
Perkembangan matematika berdampak pada perluasan cakrawala pemikiran yang
membutuhkan kesiapan pendidik dan siswa untuk menghadapi tantangan era
globalisasi serta pembelajaran matematika di sekolah diharapkan mampu
membentuk dan melatih pola pikir dan penalaran siswa. Dengan demikian,
kemampuan penalaran berperan penting dalam memahami dan memecahkan
permasalahan matematika. Pentingnya memiliki kemampuan penalaran
matematika pada siswa pada dasarnya sejalan dengan visi matematika, terutama
untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Berdasarkan hal tersebut peneliti
mengembangkan perangkat pembelajaran problem based leaarning pada pokok
bahasan persamaan garis lurus.
Penelitian ini merupakan penelitian mixed method research yang
mengkombinasikan antara jenis penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Penelitian
gabungan ini digunakan untuk menguji efektivitas proses dan hasil dari suatu
produk tertentu. Efektivitas proses diteliti dengan metode kualitatif menggunakan
penelitian pengembangan sedangkan efektivitas hasil diuji dengan metode
kuantitatif menggunakan penelitian eksperimen. Pada tahap awal penelitian
dilakukan proses pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes
Hasil Belajar (THB). Model pengembangan dalam penelitian ini merupakan
model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Model pengembangan ini terdiri
ix
dari 4 tahap, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Tahap define adalah
tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap
perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Tahap
pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang
dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang
diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing). Tahap
disseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan produk. Selanjutnya
pada tahap kedua dilakukan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran 2019/2020 di MTs 5 Jember.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan
terpilih 3 kelas secara acak dari 8 kelas yang tersedia. Kelas VIII B sebagai kelas
uji coba , kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen, dan kelas VIII A sebagai
kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran dinyatakan valid,
praktis, dan efektif. Rata-rata keseluruhan nilai validari RPP, LKS, dan THB
berturut-turut sebesar 3,69; 3,83; dan 3,81. Kevalidan ditinaju dari ketiga validator
yakni dua dosen dan satu guru matematika MTs 05 Jember. Kepraktisan ditinjau
dari aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan aktivitas guru diperoleh rata-rata sebesar 89,33% yang menunjukkan
bahwa keterlaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik, sedangkan hasil
pengamatan aktivitas siswa selama tiga pertemuan diperoleh rata-rata sebesar
89,93%. Aspek efektivitas ditinjau dari hasil angket respon siswa. Berdasarkan
hasil analisis respon siswa menunjukkan bahwa presentase respon siswa sebesar
87%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif
karena banyaknya siswa yang memberi respon positif ≥ 80%.
Hasil uji Independent sample t-test diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,000 yang menunjukkan bahwa implementasi perangkat pembelajaran Problen
Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.
Terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa antara siswa yang
diajar menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah atau Problem
Based Learning dengan siswa yang diajar tanpa perangkat pembelajaran Problem
x
Based Learning. Saran Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis,
disarankan agar menambahkan strategi pembelajaran yang lain, sehingga
penelitian lebih dikembangkan lagi dengan ditambah strategi pembelajaran baru
sehingga memiliki pembaharuan. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
mengenai kemampuan penalaran matematis, indikator yang akan diteliti bisa
ditambah lebih banyak lagi, supaya penelitiannya semakin mendalam. Bagi
peneliti selanjutnya, disarankan untuk tidak hanya mengaitkan PBL dengan
penalaran, melainkan mengaitkan kemampuan belajar siswa yang lain. Agar
penelitian lebih berkembang.