dc.description.abstract | Rotary Air Preheater lazim digunakan untuk pemanasan awal (preheater)
pada pembakaran untuk pembangkit-pembangkit listrik khususnya Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Banten, sebagai
salah satu PLTU di Indonesia juga menggunakan alat ini untuk memanaskan udara
primer maupun sekunder sebagai komponen utama yang menunjang proses
pembakaran di boiler. Tipe rotary air preheater yang dibahas pada penelitian ini
merupakan tipe regenerative air heater. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah
mencari nilai optimum pada kinerja air preheater di Pembangkit Listrik Tenaga
Uap di Banten dengan memvariasikan RPM rentang rendah terhadap peningkatan
efektivitasnya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari nilai – nilai yang mempengaruhi
efektivitas dari rotary air preheater. kemudian melakukan perhitungan yang
setelahnya divariasikan dengan kecepatan putar rotor sebesar 2 RPM, 3,2 RPM, 5
RPM. Setelah itu, dari memvariasikan kecepatan putar rotor kemudian dianalisa
untuk mencari nilai optimumnya.
Setelah dilakukan perhitungan pada penelitian ini, didapatkan data yang
menunjukkan adanya pengaruh RPM (kecepatan rotasi rotor) terhadap nilai
efektivitas rotary air preheater. Pada 3 variasi kecepatan rotasi rotor yang
dilakukan dengan perbandingan antara kapasitas perpindahan panas minimal
terhadap kapasitas perpindahan panas maksimal (C*) yang konstan, dapat diamati
bahwa grafik cenderung naik seiring dengan meningkatnya kecepatan rotasi rotor.
pengaruh kecepatan rotasi rotor terhadap peningkatan efektivitas tersebut
dipengaruhi oleh setiap kenaikan pada kecepatan rotasi rotor yang akan mempengaruhi nilai kapasitas kalor pada dinding matriks (Cr) yang turut
meningkat.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh putaran
rotor air preheater terhadap efektivitasnya. Dimana peningkatan kecepatan rotasi
dapat mempengaruhi peningkatan pada efektivitas dikarenakan setiap peningkatan
kecepatan rotasi juga mempengaruhi meningkatnya nilai kapasitas kalor pada
dinding matriks (Cr) sehingga perbandingan antara nilai kapasitas kalor pada
dinding matriks terhadap kapasitas perpindahan panas minimal (Cr*) ikut
meningkat juga.
Dari 3 variasi yang teridiri dari 2 RPM, 3,2 RPM dan 5 RPM menunjukkan
semua variasi mencapai dan melibihi nilai efektivitasnya. Nilai tertinggi diperoleh
oleh variasi 5 RPM dengan nilai Cr = 3,36 W/K, Cr* = 3,69, dan nilai efektivitasnya
1,102. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh oleh variasi 2 RPM dengan nilai
Cr = 1,34 W/K, Cr* = 1,47, dan nilai efektivitasnya 1,054. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh karena dimensi dan desain matriks yang terlalu berlebihan atau
besar sehingga nilai perhitungan berdasarkan desain dan dimensinya menghasilkan
nilai yang lebih tinggi dari hasil yang diharapkan dari desain tersebut. | en_US |