Pola Hubungan Ayah-Anak dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember
Abstract
Permasalahan gizi balita di Indonesia masih cukup tinggi yang diakibatkan
banyak faktor diantaranya keterlibatan ayah dalam pengasuhan balita. Peran ayah
yang aktif dan interaktif akan berpengaruh terhadap gizi balita. Dilain pihak
pernikahan dini di Indonesia masih sangat tinggi mengakibatkan usia kepala
keluarga (ayah) cukup muda. Sementara itu menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) jika seseorang melangsungkan pernikahan dini
umumnya belum mampu menyelesaikan permasalahan keluarga secara matang
karena pada usia tersebut ayah muda harus berpikir dewasa dalam membina
keluarga dengan baik. Hal ini secara sadar atau tidak sadar akan berpengaruh
terhadap gizi balita. Oleh karena itu, usia kepala keluarga (ayah) muda
memungkinkan balita untuk berisiko mengalami gizi buruk. Tujuan dari penelitian
ini untuk menganalisis hubungan ayah dan balita dengan status gizi balita di
Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Desain penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional pada bulan Desember 2019 sampai Januari 2020.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling pada 39 ayah umur 17
– 19 tahun yang memiliki balita. Pengambilan data dengan menggunakan CPRS
(Child-Parent Relationship Scale) untuk mengukur hubungan ayah dan balita,
sedangkan pengukuran berat badan balita menggunakan timbangan digital
eletronik kemudian dikonversikan menjadi z-score dengan alat software
AnthroPlus WHO-2018. Chi-square dengan signifikansi 0,05 digunakan sebagai
analisis untuk menjawab tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan ayah-anak di Wilayah Kerja
Puskesmas Panti Kabupaten Jember sangat tinggi sebesar 56,4%. Gizi balita baik
lebih tinggi dari gizi balita buruk yakni 48,7% vs 30,8%. Sementara itu,terdapat
hubungan antara pola hubungan ayah-anak dengan status gizi balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Panti Kabupaten Jember (χ2
= 24.594; p-value= 0,037).
Hubungan ayah dan balita sangat tinggi ini dimungkinkan karena
mayoritas keluarga di Kecamatan Panti memiliki anak laki laki. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pola hubungan ayah-anak dengan
status gizi pada balita. Diharapkan keluarga, masyarakat dan pemerintah yang
berwenang dalam hal ini mampu memberikan edukasi tentang masalah pernikahan
dini terutama pada kalangan remaja dan orang tua agar dapat mempersiapkan
pernikahan dini dengan baik untuk mengatasi permasalahan gizi pada balita.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1564]