PENGEMBANGAN EKSIPIEN CO-PROCESS PATI SINGKONG (Manihot Esculenta) PREGELATINASI DAN SODIUM KARBOKSIMETILSELULOSA SEBAGAI FILLER-BINDER TABLET
Abstract
Pati adalah salah satu sumber pangan yang potensial untuk dikembangkan serta digunakan dalam industri farmasi (Rismana, 2004). Pati memiliki banyak fungsi yaitu sebagai pengikat (binder), pengisi, disintegran, pengencer, pelumas, dan glidant (Apeji, 2011). Pati singkong yang asli atau belum mengalami pemrosesan memiliki karakteristik sifat alir yang buruk dan daya ikat rendah, sehingga perlu diproses pregelatinasi untuk memperbaikinya (Zhang, 2013). Sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) merupakan salah satu eksipien farmasi yang berfungsi sebagai pengikat (binder), namun perlu dilakukan pengaturan konsentrasi untuk menghasilkan tablet dengan sifat yang diinginkan (Durig, 2018; Flick, 1989). Pengembangan eksipien dari pati dan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) sebagai filler-binder tablet sangat diperlukan untuk menghasilkan eksipien yang multifungsional.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) dalam eksipien co-process terhadap sifat alir dan persen kompresibilitas yang dihasilkan. Jika proporsi sudah tepat, maka akan didapatkan sifat alir dan persen kompresibilitas yang sesuai melalui evaluasi granul yang dilakukan. Hasil evaluasi tablet yang dihasilkan dapat digunakan untuk memilih eksipien co-process yang memenuhi kriteria.
Eksipien co-process merupakan granul yang terdiri dari pati singkong dan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) sebagai filler-binder sediaan tablet asam askorbat (Gohel, 2005). Dalam penelitian ini dibuat empat formula dengan proporsi pati singkong (Manihot esculenta) pregelatinasi dan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) yang berbeda: F1= 100:0; F2= 95:5; F3= 92,5:7,5; dan F4= 90:10.
Granul eksipien co-process dievaluasi uji sifat alir dengan metode pengujian kecepatan alir, sudut diam, Hausner’s Ratio, dan Carr Index. Dari hasil pengujian sifat alir didapatkan hasil F4 (90:10) memiliki sifat alir yang terbaik. Penambahan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) dapat mempengaruhi sifat alir dan persen kompresibilitas granul. Semakin tinggi konsentrasi yang ditambahkan, partikel yang terbentuk akan sferis, seragam, dan susunannya lebih rapat. Kondisi granul yang sedemikian rupa akan mudah mengalir pada corong uji, sehingga menghasilkan sifat alir dan persen kompresibilitas yang baik (Chowdary, 2013). Pada pengujian kelembapan granul hanya F1 (100:0) yang memenuhi persyaratan, hal ini dikarenakan penambahan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) memiliki sifat higroskopis dan mudah menyerap air lebih dari 50%, sehingga membuat kadar air dalam granul semakin tinggi (Rowe dkk., 2009).
Pembuatan tablet asam askorbat dilakukan dengan mencampur asam askorbat sebagai bahan aktif dengan bahan eksipien co-process, kemudian dikempa menggunakan mesin tablet single punch dengan metode kempa langsung dan menghasilkan tablet dengan ciri-ciri tablet berwarna putih, pipih, permukaan halus, dan memiliki berat rata-rata 400-410 mg.
Tablet dievaluasi dengan uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur, uji keseragaman kandungan, dan uji disolusi. Hasil uji kekerasan dan kerapuhan menunjukkan bahwa F4 (90:10) memiliki nilai kekerasan dan kerapuhan yang terbaik. Hasil uji waktu hancur menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Hasil uji keseragaman kandungan menunjukkan hanya F1 yang tidak memenuhi syarat. Uji disolusi dilakukan pada F2, F3, dan F4, hasilnya semua formula memenuhi syarat persen terlepas. Penambahan sodium karboksimetilselulosa (CMC-Na) dalam formulasi memiliki sifat mengikat yang dapat meningkatkan nilai kekerasan dan kerapuhan, sehingga akan berpengaruh pada uji waktu hancur dan disolusi dari tablet (Rowe dkk., 2009). Berdasarkan evaluasi granul dan sifat fisik tablet dapat disimpulkan bahwa F4 (90:10) adalah formula yang paling memenuhi seluruh kriteria tablet yang baik.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]