Prevalensi Ulserasi Rongga Mulut pada Narapidana Pengguna Narkoba Jenis Sabu-sabu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Jember
Abstract
Ulser merupakan suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas jelas yang
membentuk cekungan, istilah ulser digunakan pada kerusakan yang terjadi pada
epitel dan lamina propria (Regezi, 2008). Prevalensi ulser dalam mulut di seluruh
dunia mencapai 4% dari jumlah populasi. Ulser juga terjadi akibat trauma
mekanis atau khemis seperti obat-obatan atau bahan alergen, penyakit menular,
neoplasma, serta penyakit autoimun dan hematologi (Paleri, 2010). Penelitian
Lopez pada tahun 2009, menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara
pengguna narkoba dan kerusakan jaringan lunak berupa ulser yang di temukan
pada orang dewasa.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya.
Hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2015, narkoba yang
paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah sabusabu. Narkoba jenis sabu-sabu ini merupakan narkoba yang paling mudah didapat
dan paling murah diantara narkoba jenis lainnya.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kabupaten Jember terdapat
berbagai macam kasus pelanggaran hukum, termasuk kasus penyalahgunaan
narkoba. Sebanyak 54 orang terjerat kasus sebagai pengguna narkoba dan
berdasarkan surat putusan dari pengadilan semuanya adalah pengguna narkoba
jenis sabu-sabu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi ulserasi
rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu di lembaga
pemasyarakatan kelas II A Kabupaten Jember.
Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan
metode cross-sectional. Penelitian observasional deskriptif dilakukan untuk
mendeskripsikan suatu peristiwa. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu
(point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali
dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Sampel yang kami teliti adalah narapidana pengguna narkoba jenis
sabu-sabu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Jember dengan
teknik total sampling.
Hasil penelitian yang telah kami lakukan menunjukkan, prevalensi ulserasi
pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu di lembaga
pemasyarakatan kelas II A Kabupaten Jember adalah 7,4% dari total populasi
yang diteliti. Prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba
jenis sabu-sabu berdasarkan cara penggunaanya, didapatkan data dengan jumlah
paling tinggi yaitu penggunaan dengan cara inhalasi (dihisap atau “BONG”)
sebesar 10,2%. Prevalensi ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna
narkoba jenis sabu-sabu berdasarkan lama penggunaanya, didapatkan data dengan
jumlah paling tinggi yaitu 15,4% penggunaan sabu-sabu >6 tahun. Prevalensi
ulserasi pada rongga mulut narapidana pengguna narkoba jenis sabu-sabu
berdasarkan frekuensi penggunaanya, didapatkan data dengan jumlah paling
tinggi yaitu 11,1% penggunanan setiap hari.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]