dc.description.abstract | Kecemasan merupakan suatu respon emosional terhadap penilaian yang dapat
menggambarkan keadaan gelisah, khawatir, takut yang disertai keluhan fisik.
Kecemasan dapat terjadi diberbagai situasi kehidupan dan seringkali menjadi
masalah serius di pusat pelayanan kesehatan atau rumah sakit (Ananda dan
Asnawati, 2018). Salah satu kecemasan yang sering terjadi yaitu saat pasien
masuk rumah sakit untuk menjalani operasi elektif (Sulastri dkk., 2019). Beberapa
alasan kecemasan yang dialami pasien ketika akan menjalani operasi diantaranya
cemas karena nyeri, kecemasan menghadapi citra tubuh seperti kecacatan anggota
tubuh, ketakutan akan alat-alat bedah dan petugas, takut tidak sadar setelah dibius,
serta kekhawatiran akan operasi gagal (Artini dkk., 2017). Seseorang yang
mengalami kecemasan dapat dilihat dari tanda dan gejala seperti denyut nadi dan
frekuensi nafas yang meningkat, pergerakan tangan tidak terkontrol, telapak
tangan terasa lembab, susah tidur, mengulang-ulang pertanyaan, dan keinginan
berkemih yang meningkat (Utami dalam Aliftitah dan Suprayitno, 2017).
Keperawatan perioperatif merupakan fungsi keperawatan yang berhubungan
dengan operasi yang dimulai dari fase pra, intra dan dan pasca operasi . Dalam
setiap layanan yang dilakukan oleh perawat tercermin perilaku caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menunjukkan perhatian, perhatian atau berdedikasi untuk orang lain (Budiannur,
2014). Caring merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang terdiri
dari kasih sayang, keramahan yang dilakukan perawat untuk meningkatkan
kualitas dan rasa peduli kepada pasien (Nurahayu dan Sulastri, 2019). Tujuan
perawat melakukan perilaku caring kepada pasien pra operasi agar pasien merasa
nyaman dan siap menjalani tindakan operasi (Wijayanti dan Liatika, 2019).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan menganalisis
hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi di
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non probability sampling berupa purposive sampling
dengan jumlah 46 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
kuesioner CBI-24 untuk variabel perilaku caring perawat dan Kuesioner S-AI
pada variabel kecemasan pasien pra operasi. Penelitian ini menggunakan uji
Kendall’s Tau b untuk uji bivariat.
Pada hasil penelitian didapatkan nilai mean perilaku caring perawat adalah
4,79 yang mengartikan perilaku caring perawat cukup tinggi serta kecemasan
terbanyak yang dirasakan adalah kecemasan sedang dengan persentase 47,8%
sedangkan pada uji bivariat diketahui nilai p value = 0,002 dengan taraf
signifikansi 0,01 sehingga p value <α (α=0,05). Nilai yang didapat menunjukkan
Ha diterima yang dapat diartikan terdapat hubungan antara perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi di Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada Jember. Nilai korelasi Kendall’s Tau b sebesar -0,375
menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan lemah yang artinya semakin
tinggi nilai caring perawat maka semakin rendah tingkat kecemasan pasien pasien
pra operasi.
Perilaku caring perawat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
kecemasan pasien pra operasi. Namun kekuatan korelasi yang didapatkan pada
penelitian ini adalah lemah, hal ini dapat disebabkan adanya faktor lain seperti
dukungan keluarga sehingga perilaku caring sedikit berperan dalam mengatasi
kecemasan pasien pra operasi. Meski begitu, perilaku caring diharapkan tetap
diterapkan secara optimal oleh perawat untuk meminimalkan kecemasan pasien
pra operasi. Perawat sebagai pemberi asuhan sangat penting untuk
mengembangkan aspek caring dalam memberikan asuhan keperawatan agar
tercipta suasana yang nyaman dan aman bagi pasien pra operasi. Oleh karena itu,
penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai aspek caring yang
paling dibutuhkan pada pasien pra operasi dan penerapannya pada ranah
keperawatan perioperatif. | en_US |