Show simple item record

dc.contributor.advisorHasanuddin, Akhmad
dc.contributor.advisorPutra, Paksitya Purnama
dc.contributor.authorACHSANI, Zahra Amalia
dc.date.accessioned2020-11-30T02:30:06Z
dc.date.available2020-11-30T02:30:06Z
dc.date.issued2020-05-01
dc.identifier.nim181910301170
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102225
dc.description.abstractKabupaten Banyuwangi memiliki banyak potensi terutama di bidang pariwisata. Hal tersebut akan meningkatkan mobilitas transportasi di Banyuwangi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengembangan sistem angkutan yang terpadu untuk meminimalisir terjadinya permasalahan transportasi dan dapat menunjang mobilitas yang ada. Koridor yang dikaji dalam tugas akhir ini yaitu jalur Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi sampai dengan Terminal Sritanjung. Apabila rencana pengoperasian angkutan terpadu di sepanjang jalur tersebut dapat diwujudkan, diharapkan dapat mempengaruhi kesediaan penumpang untuk menggunakan angkutan rencana tersebut. Penyelenggaraan angkutan terpadu didasarkan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum. Metode pengembangan angkutan terpadu yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur Tahun 2002 serta melakukan wawancara kepada penumpang yang mungkin akan menggunakan angkutan terpadu yang direncanakan. Untuk merencanakan angkutan terpadu, diperlukan analisis demand dari data hasil survei dinamis dan wawancara yang disusun menjadi sebuah Matrik Asal Tujuan. Dari data tersebut dilakukan kalibrasi okupansi pada tahun perencanaan dan dilakukan peramalan demand tahun 2024 dengan cara Furness Model. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan didapatkan kapasitas penumpang perhari/kendaraan Tahun 2019 adalah sebanyak 577 orang perhari/kendaraan sedangkan Tahun 2024 adalah sebanyak 599 orang perhari/kendaraan. Hasil tersebut telah memenuhi standar kriteria minimum yang diatur dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur dimana penentuan kapasitas kendaraan dengan jenis bus sedang harus memiliki kapasitas penumpang perhari/kendaraan sebanyak 500-600 orang perhari/kendaraan. Beban koridor terbanyak pada Tahun 2019 koridor A adalah 138 orang/jam puncak sedangkan pada arah B sebanyak 41 orang/jam puncak. Untuk tahun 2024 beban Koridor terbanyak koridor A adalah 198 orang/jam puncak dan pada koridor B sebanyak 44 orang/jam puncak. Untuk hasil pergerakan dari wawancara penumpang Bandar Udara Blimbingsari Tahun 2019 didapatkan pergerakan terbesar dari zona 5 yaitu Kecamatan Banyuwangi sebanyak 33 orang/jam sedangkan Tahun 2024 sebanyak 91 orang/jam. Untuk hasil jumlah armada yang dibutuhkan Tahun 2019 arah A sebanyak 8 armada dengan headway 8 menit dan 4 kali rit perjalanan sedangkan arah B sebanyak 4 armada dengan headway 20 menit dan 4 kali rit perjalanan . Untuk Tahun peramalan 2024 didapatkan hasil jumlah armada pada arah A sebanyak 13 armada dengan headway 5 menit dan 4 kali rit perjalanan, sedangkan arah B dibutuhkan sebanyak 4 armada dengan headway 20 menit dan 4 kali rit perjalanan. Untuk simulasi penjadwalan Angkutan Terpadu yang direncanakan dimulai pada pukul 06.00 dengan jam operasional selama 12 jam. Simulasi penjadwalan disusun berdasarkan jumlah kebutuhan armada dan headway yang diperoleh dari hasil analisis penelitian inien_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS TEKNIKen_US
dc.subjectAngkutan Terpaduen_US
dc.subjectBandara Blimbingsari Banyuwangien_US
dc.titlePengembangan Angkutan Terpadu pada Koridor Bandara Blimbingsari Banyuwangi – Terminal Sritanjungen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTEKNIK SIPIL
dc.identifier.kodeprodi1910301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record