dc.description.abstract | Penyakit jantung merupakan penyakit dengan angka kematian nomor satu
di dunia dan sering terjadi diluar rumah sakit atau sering dikenal dengan sebutan
Out of hospital cardiac arrest (OHCA) sehingga menjadi fokus masalah kesehatan
didunia. Menurut American Heart Association (AHA) angka kejadian serangan
jantung di dunia pada tahun 2016 mencapai angka 17,6 juta kematian. Menurut
badan penelitian dan pengembangan kesehatan pada tahun 2013 di Indonesia
angka kejadian penyakit jantung yang menyebabkan kematian mencapai 26,4%
dari total angka kejadian penyakit jantung dengan perkiraan 30 orang terserang
cardiac arrest setiap harinya. Menurut AHA angka kelangsungan hidup cardiac
arrest hanya mencapai 12% dengan penyebab utamannya dikarenakan
terlambatnya pertolongan pada korban terutama resusitasi jantung paru (RJP).
Pemberian bantuan RJP tidak harus dilakukan oleh professional tetapi bisa
dilakukan oleh awam atau yang disebut juga (bystander RJP). Setiap Universitas
memiliki Korps kesehatan yang bisa digolongkan menjadi bystander RJP yang
berperan sebagai penolong pertama bila belum ada petugas kesehatan profesional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan bantuan
hidup dasar korps kesehatan di kampus universitas jember. Penelitian ini berjenis
penelitian deskriptif menggunakan desain penelitian ceoss sectional pada anggota
korps kesehatan di Kampus Universitas Jember. Penelitian ini melibatkan 172
responden yang terdiri dari anggota aktif korps kesehatan di Universtias Jember
yaitu KSR 43 orang, KANDAGA 99 orang, VERTEX 30 orang yang dipilih
menggunakan consecutive sampling. Analisa data digunakan untuk melihat
bagaimana gambaran atau frekuensi mayoritas (modus) dari pengkategorian data
hasil pengukuran. Pengukuran menggunakan kuesioner kognitif.
Hasil penelitian pada 172 orang responden didapat karakteristik responden
berusia antara 18-22 tahun dengan mayoritas berusia 20 tahun (35,%) dan
mayoritas berjenis kelamin perempuan (82%). Responden paling banyak berasal
dari UKM KANDAGA (57,6%) dan berasal dari angkatan 2019 (41,9%).
Pengetahuan bantuan hidup dasar responden berada pada tingkat sedang (69,2%)
dan berdasarkan indikator pengetahuan BHD paling tinggi ditunjukan responden
pada pengetahuan skill BHD posisi recovery (93%), skill BHD 3A (83,3%) dan
pengetahuan umum (87%). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan bantuan
hidup dasar anggota korps kesehatan di Universitas Jember adalah usia (daya
tangkap informasi), jenis kelamin yang mempengaruhi motivasi belajar, serta asal
UKM yang mempengaruhi intensitas pelatihan atau pengulangan materi BHD. | en_US |