dc.description.abstract | Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang
mempunyai permasalahan terkait sampah. Faktor yang mempengaruhi
permasalahan sampah tersebut adalah kesadaran masyarakat untuk berperilaku
peduli terhadap sampah sangat minim. Hal itu memotivasi salah satu warga untuk
mendirikan program swadaya masyarakat yang bernama Kampoeng Recycle dan
beralamat di Perumahan Taman Gading Blok AF, RT 6 RW 40, Kelurahan
Tumpeng Sari Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Kampoeng
Recycle berusaha dalam menjalankan perannya dalam membentuk perilaku
masyarakat peduli sampah.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana peran Kampoeng
Recycle dalam pembentukan perilaku masyarakat peduli sampah. Tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan peran Kampoeng Recycle dalam
pembentukan perilaku masyarakat peduli sampah Hasil penelian ini diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk menjadi referensi, pengetahuan dan perbandingan
tentang kaitannya dengan peran Kampoeng Recycle.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif pendekatan kualitatif.
Penentuan tempat menggunakan metode purposive area yaitu di Kampoeng
Recycle tepatnya di perumahan Taman Gading. Penentuan Informan
menggunakan teknik snawball sampling dengan teknik pengumpulan data yaitu
observasi, wawanacara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsaan data yaitu
dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketentuan pengamatan dan triangulasi
sumber, waktu serta teknik. Sedangkan analisis data pada penelitian ini
menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Kampoeng Recycle telah
berjalan cukup baik, peran yang dilakukan tersebut melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat membentuk perilaku masyarakat peduli sampah. Peran Kampoeng
Recycle antara lain adalah eco-structures, eco-literacy dan eco-preneurship.
Dengan peran tersebut Kampoeng Recycle membentuk perilaku masyarakat peduli
sampah yang berupa mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan
mendaur ulang sampah. Eco-structures yang dilakukan adalah dengan mengonsep
lingkungan sekitar agar terlihat ramah lingkungan dan berguna sebagai fasilitas
pendukung kegiatan Kampoeng Recycle, yang berupa taman recycle, tempat
sampah, ecobrick, hidroponik, magot, kompos dan lainnya. Hal tersebut dapat
membiasaakan masyarakat agar selalu mengingat dan terbiasa untuk mengolah
sampahnya. Eco-literacy yang dilakukan adalah dengan mengadakan sosialisasi
dan pelatihan, berupa pelatihan pembuatan ecobrick, pembuatan kompos dan
kerajinan daur ulang sampah lainnya. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Sedangkan Ecopreneurship yang dilaksanakan yaitu dengan mendirikan bank sampah dan penjual
hasil kerajinan daur ulang sampah. Dari situ masyarakat mendapatkan nilai
tambah, namun sampai saat ini yang berpengaruh besar yaitu bank sampah.
Masyarakat rutin dalam menyetorkan sampahnya di bank sampah, hasilnya dapat
diambil saat bulan puasa, baik dalam bentuk uang maupun sembako.
Masyarakat mengurangi sampahnya dengan menerapkan teknik isi ulang
dan tidak menggunakan kemasan sekali pakai. Serta menggunakan kembali
sampahnya dengan masih memanfaatkan barang yang masih layak pakai.
Sedangkan mendaur ulangnya telah melakukan daur ulang sampah organik
menjadi pupuk kompos dan membuat kerajinan dari sampah botol plastik dan
kemasan-kemasan plastik. Maka dapat disimpulkan bahwa peran dari Kampoeng
Recycle sudah berjalan cukup baik dalam membentuk perilaku masyarakat. Saran
penelitian ini perlu adanya evaluasi pada setiap kegiatan agar menghasilkan hasil
yang optimal. Serta menyiapkan strategi untuk memasarkan hasil kerajinan daur
ulang sampah. | en_US |