Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Risiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Petani di Kecamatan Panti
Abstract
Indeks massa tubuh dengan kelebihan berat badan dapat beresiko
mengalami nyeri punggung bawah hal ini diakibatkan adanya peningkatan
tekanan pada struktur tulang belakang terutama pada diskus sehingga
mengakibatkan terjadinya herniasi. Kondisi obesitas membuat berat beban
bertumpu pada daerah perut dimana hal tersebut membuat tekanan pada tulang
belakang meningkat, ketika tekanan pada tulang belakang meningkat
mengakibatkan kerusakan pada struktur tulang belakang, terlebih pada vertebra
lumbal. Nyeri punggung bawah biasa dirasakan pada daerah punggung diantara
sudut iga paling bawah sampai sakrum. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian risiko nyeri
punggung bawah pada petani di Kecamatan Panti.
Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) adalah kondisi tidak
nyaman pada punggung bawah yang ditandai dengan nyeri kronis minimal
keluhan 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri apabila
melakukan pergerakan atau mobilisasi. Untuk faktor yang mempengaruhi dari
karakteristik individu terkait kejadian Low Back Pain antara lain indeks massa
tubuh (IMT), tinggi badan, stres kerja, massa kerja, posisi kerja, dan beban
angkat. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat kekurangan atau kelebihan berat badan
seseorang Kelebihan berat badan dapat menjadikannya lebih beresiko mengalami
LBP, hal ini dikarenakan adanya peningkatan tekanan pada tulang belakang
terutama pada diskus, struktur tulang belakang yang akhirnya berujung pada
herniasi pada diskus lumbalis yang paling rawan terjadi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik,
menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan tanpa adanya intervensi
terhadap partisipan. Teknik pengampilan sampel menggunakan propotional
stratified random sampling dan didapatkan partisipan sejumlah 175 responden
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi. Dalam penelitian ini menggunakan
1 kuesioner, yaitu Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire untuk
mengukur tingkat Nyeri Punggung Bawah dan pengukuran IMT pada petani
menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisa data keterkaitan
antara indeks massa tubuh dengan kejadian risiko nyeri punggung bawah
menggunakan analisa uji Chi-Square dengan tingkat signifikasi 0,05. Hasil penelitian didapatkan dalam variabel indeks massa tubuh pada petani
di Kecamatan Panti menunjukkan kategorik normal 60,6%, nyeri punggung
bawah pada petani pada analisis karakteristik ini menunjukkan kategori ringan
95,4, yang mana jika diinterpretasikan nyeri punggung bawah yang dialami petani
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Hasil korelasi menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan risiko
kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Kecamatan Panti hal ini dapat
dilihat dari hasil perhitungan hasil uji Chi Square didapatkan nilai p-value 0.05 <
0.05 (X2
= 5,586).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara indeks massa
tubuh dengan kejadian nyeri punggung bawah pada petani di Kecamatan Panti.
Namun analisis karakteristik usia dan lama kerja pada penelitian ini dapat
dijadikan faktor risiko terhadap kejadian nyeri punggung akibat beberapa faktor
etiologi. Pemberian pelatihan terkait dengan menjaga status indeks massa tubuh
diharapkan mampu mengurangi risiko ternjadinya nyeri punggung bawah,
sehingga produktivitas para petani tidak tergang
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]