dc.description.abstract | Perawatan ortodonti yang ditujukan untuk merawat maloklusi bertujuan agar
tercapai efisiensi fungsional, keseimbangan struktur dan keharmonisan estetik.
Perawatan ortodonti tidak hanya akan memperbaiki penampilan wajah seseorang
tetapi juga akan memperbaiki atau meningkatkan kesehatan gigi secara
keseluruhan. Salah satu jenis perawatan ortodonti yang sering digunakan adalah
pemakaian peranti cekat. Salah satu komponen dari peranti ortodonti cekat yaitu
archwire atau kawat busur.
Kawat busur merupakan komponen peranti ortodonti cekat yang dapat
digunakan untuk menghasilkan gerakan gigi. Beberapa jenis kawat ortodonti yang
dapat digunakan, antara lain kawat stainless steel, nikel titanium, CuNiTi, dan beta
titanium. Salah satu keunggulan dari kawat stainless steel sehingga banyak
digunakan masyarakat luas adalah harga yang lebih terjangkau serta formabilitas
yang baik Keuntungan yang dimiliki oleh stainless steel yaitu dapat disolder dan
dileburkan.
Salah satu komposisi stainless steel yang memiliki kandungan terbesar adalah
Fe sebanyak 71 %. Ion Fe apabila dipengaruhi oleh pH yang asam, akan
menyebabkan terlepasnya ion Fe tersebut dikarenakan lapisan oksidasi kawat busur
stainless steel yang rusak . Hal ini dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan
minuman yang memiliki pH rendah. Pelepasan ion logam Fe akan menurunkan sifat
material peranti ortodonti sehingga akan mempengaruhi performa mekanik peranti
ortodonti. Salah satu minuman yang memiliki pH rendah adalah air kelapa. Air
kelapa merupakan minuman asam yang memiliki pH 4,75. Kandungan – kandungan
yang menyebabkan pH air kelapa rendah adalah asam askorbat, asam pantotenat,
asam nikotinat dan beberapa asam amino. Seiring dengan pertumbuhan industri
minuman di zaman modern ini, air kelapa dapat ditemukan dalam minuman
berkemasan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan pelepasan ion Fe
pada kawat stainless steel ortodonti setelah direndam dalam minuman air kelapa
kemasan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris
dengan rancangan penelitian dengan model rancangan penelitian berupa post test
with control group design. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 8 sampel
penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan berupa
perendaman kawat stainless steel dalam campuran air kelapa kemasan dan saliva
buatan sebanyak 4 sampel, serta kelompok kontrol berupa perendaman kawat
stainless steel dalam saliva buatan sebanyak 4 sampel. Kawat sepanjang 11,6 cm
direndam dalam beaker glass yang berisi campuran 50 ml air kelapa kemasan dan
50 ml saliva buatan (kelompok perlakuan) dan 100 ml saliva buatan (kelompok
kontrol) masing-masing selama 6,5 jam yang ditempatkan dalam inkubator dengan
suhu 370C. Selanjutnya, larutan rendaman pada kelompok kontrol dan perlakuan
diuji dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).
Kemudian semua sampel (kawat) dipotong-potong dengan ukuran 2 cm, kemudian
dilakukan uji dengan alat X-ray Flouresence (XRF).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pelepasan ion Fe menggunakan
alat uji AAS pada kelompok kontrol sebesar 0,00038 ppm, dan pada kelompok
perlakuan sebesar 0,001435 ppm. Sedangkan hasil penelitian menggunakan alat uji
XRF menunjukkan rata-rata kadar ion Fe pada kawat setelah perlakuan pada
kelompok kontrol sebesar 64,2% dan pada kelompok perlakuan sebesar 60,9%.
Data jumlah pelepasan ion Fe dan kadar ion Fe kemudian dianalisis dan
menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Kemudian, data di uji
parametrik Independent T-Test antara dua kelompok, yang menunjukkan bahwa
pelepasan ion Fe pada kelompok perlakuan memiliki jumlah yang lebih besar
daripada kelompok kontrol (p>0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan pelepasan ion Fe
pada kawat stainless steel ortodonti yang direndam dalam air kelapa kemasan. | en_US |