dc.description.abstract | Kondisi ketidakpastian ekonomi global menyebabkan ketidakpastian keuangan global dimana masyarakat menghindari investasi yang berisiko tinggi yang ter cermin dalam Volatility index (VIX) dan J.P. Morgan Emerging market bond Indeks. Kondisi tersebut berdampak pada pasar modal indonesia dimana IHSG hanya tumbuh 1,7% pada tahun 2019, hal tersebut disebabkan beberapa sektor yang menopang IHSG mengalami penurunan market kapitalisasi pada tahun 2019, akan tetapi sektor finance masih tetap menjadi sektor dengan market kapitalisasi terbesar selama 3 tahun berturut-turut. Sektor finance juga menunjukkan laba bersih yang positif serta menjadi salah satu sektor primadona pada tahun 2019. Akan tetapi dengan kondisi ketidakpastian ekonomi global tentunya investor perlu mempertimbangkan risiko dalam berinvestasi saham. Risiko yang menunjukkan sensitivitas faktor-faktor makro ekonomi disebut dengan risiko sistematis. Risiko sistematis dapat diproksikan dengan beta CAPM. Beta CAPM berasal dari return saham perusahaan sedangkan return dipengaruhi beberapa variabel fundamental perusahaan seperti dividen, leverage, profitabilitas, dalam penelitian ini menggunakan variabel internal perusahaan yakni dividen payout ratio, rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log. total asset (size), leverage yang diproksikan dengan degree financial leverage, dan profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity terhadap risiko sistematis. | en_US |