Perbedaan Lokasi Tanah Terhadap Kontaminasi Geohelminths di Kawasan Perkebunan Kopi Widodaren Kabupaten Jember
Abstract
Geohelminths merupakan cacing golongan Nematoda yang memerlukan
tanah untuk perkembangan bentuk infektif. Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2019, lebih dari 1,5 miliar manusia di seluruh
dunia terinfeksi geohelminths dan membutuhkan pengobatan. Sedangkan
prevalensi penduduk di Indonesia yang terinfeksi geohelminths mencapai 76,6%,
sebagian besar dialami oleh penduduk dengan kondisi sosial ekonomi rendah,
personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Cacing yang tergolong
geohelminths adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing
tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Jember merupakan
kota dengan wilayah perkebunan yang cukup luas termasuk perkebunan
Widodaren di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Tanah di
Perkebunan Widodaren belum pernah diteliti adanya kontaminasi telur dan larva
geohelminths. Kondisi tanah perkebunan yang cenderung gembur, geluh hingga
liat dan lembap sangat cocok untuk perkembangan telur dan larva geohelminths
menjadi bentuk infektif. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan lokasi tanah terhadap kontaminasi geohelminths di kawasan
Perkebunan Kopi Widodaren Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasional dan
menggunakan desain penelitian cross-secsional. Sampel tanah diambil di kebun,
tepi sungai dan perumahan pekerja. Kriteria inklusi pada sampel yaitu tanah
geluh, tanah liat, tanah gembur, lembap dan tempat teduh di bawah pohon,
sedangkan kriteria eksklusi terdiri dari tanah tandus dan terkena sinar matahari
secara langsung. Cara pengambilan sampel yaitu tanah diambil menggunakan
sekop bagian top soil dengan kedalaman tidak lebih dari dari 3cm pada area tanah
dengan luas 30x30cm. Sampel tanah diambil sebanyak 200gram dan dimasukkan
ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label sesuai lokasi, kemudian
dimasukkan ke dalam kardus. Sampel tanah diperiksa dengan menggunakan
metode flotasi di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas
Jember. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis.
Hasil pemeriksaan sampel tanah kebun paling banyak ditemukan telur dan
larva geohelminths yaitu sebesar 8,57%, dibandingkan dengan sampel tanah
perumahan pekerja dan tepi sungai yang hanya 2,86%. Sampel tanah kebun
ditemukan 2 telur Ascarididae dan 1 larva Hookworm. Pada sampel tanah
perumahan pekerja ditemukan 1 telur Ascarididae dan di tepi sungai ditemukan 1
larva Hookworm. Hasil analisis data didapatkan bahwa kontaminasi tanah oleh
telur dan larva geohelminths pada tanah kebun, perumahan pekerja dan tepi sungai
tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai p sebesar 0,435 (p > 0,05).
Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan telur Ascarididae ditemukan lebih
banyak mengkontaminasi tanah daripada larva Hookworm dan sampel tanah
kebun yang paling banyak mengandung telur dan larva geohelminths.
Kontaminasi geohelminths pada lokasi tanah yang berbeda menunjukkan tidak ada
perbedaan.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]