Perbedaan Suhu Pemanasan Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti L. Dan Pemanfaataannya Sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Serangga jenis nyamuk Aedes aegypti L merupakan vektor virus dengue
yang menyebabkan suatu penyakit DBD (Sembel,2009). Menurut data dari
organisasi WHO pada tahun 1968 hingga 2009 negara Indonesia merupakan
negara dengan kasus DBD tertinggi se-Asia Tenggara dan menduduki peringkat
tertinggi di dunia dengan kasus demam berdarah ke dua dunia setelah negara
Thailand (Martini et al., 2014). Perlakuan yang di lakukan oleh masyarakat dan
pemerintah sampai saat ini masih menggunakan cara-cara yang sederhana untuk
menekan adanya penyakit DBD ini yang di sebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti
L. Misalkan dengan cara pengasapan (fogging) yang menggunakan bahan kimia
yang aktif contohnya organophosphate dan pyrethroid. Namun sayangnya
penggunaan abate, organophosphate dan pyrethroid yang di gunakan sudah
menjadi resisten atau kebal dan tidak lagi berfungsi untuk nyamuk Aedes aegypti
L. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi untuk di manfaatkan sebagai
larvasida botani adalah buah srikaya Annona squamosa atau biasa di sebut di
Indonesia dengan sebutan srikaya. Penelitian pada beberapa kasus lebih banyak
menggunakan biji srikaya yang lebih sering untuk di teliti sebagai bahan
insektisidal. Kemudian di hasilkanlah suatu uji toksisitas terhadap ekstrak biji
srikaya dengan suhu 40°C dan 60°C terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L.
Kemudian manfaat buah srikaya akan dibukukan menjadi buku ilmiah populer.
Sehingga berdasarkan latar belakang diatas dibuatlah penelitian ini dengan
tujuan sebagai berikut, menguji toksisitas granula ekstrak biji buah srikaya
(Annona Squamosa L.) dengan pemanasan 40 terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti L. dan menguji toksisitas granula ekstrak biji buah srikaya (Annona
Squamosa L.) dengan pemansan 60 Antara lain melakukan perbandingan antara suhu 40 dan 60 manakah yang lebih mematikan larva nyamuk Aedes aegypti
L. Instar 3 hingga 4 awal, kemudian menguji perbedaan suhu pemanasan granula
ekstrak biji buah srikaya (Annona Squamosa L.) dengan pemanasan 40ºC dan
60ºC terhadap toksisitas larva nyamuk Aedes aegypti L. dan menguji kelayakan
buku ilmiah populer berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan suhu
pemanasan granula ekstrak buah srikaya (Annona Squamosa L.) terhadap
toksisitas larva nyamuk Aedes aegypti L.
Penelitian yang telah dibuat ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat
untuk berbagai pihak, sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, Dapat digunakan untuk
meningkatkan dan memperluas pengetahuan untuk digunakan dan di
sosialisasikan kepada masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat dari hasil penelitian mengendalikan larva nyamuk Aedes aegypti L. yang
merupakan suatu vektor dari penyakit demam berdarah menggunakan
bioinsektisida biji buah srikaya (Annona Squamosa L.) yang ramah lingkungan.
2. Bagi peneliti yang lain, Dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk
pembuatan penelitian lain atau yang sejenis/ juga dapat digunakan sebagai sumber
referensi untuk suatu penelitian lanjutan mengenai Perbedaan Suhu Pemanasan
Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Mortalitas Larva
Nyamuk Aedes Aegypti L. 3. Bagi mahasiswa, Dapat digunakan sebagai
penambah wawasan dan pengetahuan ilmiah dibidang toksikologi mengenai
Perbedaan Suhu Pemanasan Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.)
Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti L. 4. Masyarakat umum,
Mendapatkan sebuah informasi baru mengenai cara-cara pengendalian larva
nyamuk Aedes Aegypti L. dengan menggunakan suatu bioinsektisida dari
tumbuhan yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu ekosistem lingkungan
dengan menggunakan ekstrak biji buah srikaya (Annona Squamosa L.)
Metode yang digunakan untuk penelitian kali ini adalah: Uji pendahuluan
akan dilakukan untuk mencari jenis konsentrasi yang sesuai untuk digunakan pada
tahap uji akhir. Pada uji pendahuluan kali ini akan di masukkan sebanyak 20 larva
nyamuk Aedes aegypti L. kedalam gelas aqua atau suatu wadah yang kemudian
akan menjalani tahap seleksi untuk menentukan jumlah kematian larva sebesar