dc.description.abstract | Permasalahan gizi merupakan salah satu permasalahan pada anak yang
dialami oleh setiap negara khususnya pada balita salah satunya adalah stunting.
Permasalahan stunting merupakan suatu permasalahan kekurangan gizi paling
kritis secara global yang diakibatkan oleh multifaktor. Sanitasi lingkungan
keluarga terutama yang memiliki balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti masih
terlihat tidak sehat baik dari kriteria rumah tinggal, sarana sanitasi yang dimiliki
dan perilaku penghuni rumah tangga. Oleh karena itu sanitasi lingkungan keluarga
yang tidak sehat memungkinkan berisiko terhadap kejadian stunting pada balita.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sanitasi
lingkungan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Panti Kabupaten Jember.
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain analitik observasional
dengan pengumpulan data kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectioal pada
bulan Desember sampai Januari 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan
non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling dan didapatkan
sampel sejumlah 393 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner
karakteristik responden untuk mengetahui data demografi keluarga, kuesioner
sanitasi lingkungan untuk mengukur kondisi sanitasi lingkungan keluarga dengan
17 item penilaian dan kuesioner perhitungan status gizi balita yang berisi tentang
tanggal lahir balita, usia dan tinggi badan yang diukur dengan length board pada
balita dengan usia >12 s/d ≤24 bulan dan microtoise >24 s/d ≤60 bulan kemudian
dikonversikan menjadi z-score dengan alat software AnthroPlus WHO-2018. Chisquare dengan signifikansi 0,05 digunakan sebagai analisis untuk menjawab tujuan
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi lingkungan keluarga di
Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember sebagian besar termasuk
dalam kategori tidak sehat sebesar 67,2%. Kejadian stunting pada balita usia 0-5
tahun di Kecamatan Panti lebih tinggi dari tidak stunting atau normal yakni 56,2%
vs 43,8%. Hasil analisa korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
sanitasi lingkungan keluarga dengan kejadian stunting pada balita sebesar 0,254
kali lipat di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember (χ2=38,440; pvalue= <0,001; OR=0,254).
Peningkatan kejadian stunting pada balita ini dimungkinkan karena
kondisi sanitasi lingkungan keluarga di Kecamatan Panti yang masih kurang
sehat. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang siginifikan
antara sanitasi lingkungan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember. Sehingga diharapkan adanya
kesadaran dari keluarga terhadap sanitasi lingkungan keluarga yang sehat agar
dapat memodifikasi sanitasi lingkungannya menjadi lebih sehat dan pemenuhan
asupan gizi balita oleh keluarga. Melalui penelitian ini juga diharapkan
pemerintah yang berwenang dalam hal ini mampu memberikan edukasi tentang
sanitasi lingkungan sehat menurut tatanan PHBS yang baik dan benar agar dapat
mencegah serta menurunkan angka kejadian stunting pada balita. | en_US |