Perbandingan Kadar Malondialdehid (MDA) Serum Setelah Olahraga Pagi dan Malam Hari pada Orang Tidak Terlatih
Abstract
Masyarakat saat ini mulai paham akan pentingnya olahraga. Hal ini dikarenakan perubahan gaya hidup sehingga masyarakat dituntut memiliki fisik dan tubuh yang prima untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Mayoritas orang tidak memiliki waktu senggang untuk melakukan olahraga. Kebanyakan dari mereka berolahraga pada malam hari dikarenakan pada pagi hari harus bekerja. Olahraga secara umum merupakan stresor fisiologis yang mampu merangsang hipotalamus memproduksi Corticotrophine Releasing Hormone (CRH) sehingga merangsang hipofisis anterior menghasilkan Adreno Cortico Trophic Hormone (ACTH) yang kemudian mempengaruhi korteks untuk menghasilkan hormon stres yaitu kortisol. Hormon stres mampu menyebabkan peningkatan radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbitnya sehingga bersifat reaktif. Olahraga pada malam hari mampu meningkatkan produksi hormon adrenalin yang berdampak pada peningkatan denyut jantung dan temperatur tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami kesulitan memulai tidur. Kacaunya waktu tidur atau disebut dengan istilah gangguan ritme sirkadian mempengaruhi kadar radikal bebas dalam tubuh. Proses peningkatan pembentukan radikal bebas akibat gangguan ritme sirkadian dipengaruhi penurunan kadar melatonin dalam tubuh dan aktivitasnya sebagai antioksidan. Salah satu senyawa yang digunakan untuk menunjukkan adanya peningkatan radikal bebas akibat aktivitas radikal bebas di dalam tubuh adalah malondialdehid (MDA). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan peningkatan kadar MDA setelah olahraga pagi dan malam pada orang tidak terlatih. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan peneliti bagaimana perbandingan peningkatan kadar MDA plasma setelah olahraga pagi dan malam hari pada orang yang tidak terlatih.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]