Pengembangan Materi Ajar Menyimak Informasi Berbasis Audio-Visual Bermuatan Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Abstract
Konsep pembelajaran kurikulum 2013, guru harus mampu memberikan
pembelajaran bermakna agar siswa dapat memahami pembelajaran secara
maksimal. Pembelajaran bermakna dapat dilakukan guru dengan memberikan
media dan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Materi ajar bahasa
Indonesia mencakup beberapa aspek yaitu aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Aspek mendengarkan yaitu berupa keterampilan
menyimak yang sangat penting dikuasai oleh siswa untuk mengangkap informasi
disampaikan oleh guru dalam semua bidang pembelajaran. Salah satu komponen
penting dalam proses pembelajaran adalah penggunaan bahan ajar yang diberikan
kepada siswa. Bahan ajar yang diperoleh dari pemerintah berupa buku tematik
yang mengulas tentang kearifan lokal secara umum dan tidak mengulas kearifan
lokal di sekitar tempat tinggal siswa. Salah satu cara untuk memperkenalkan
kearifan lokal pada siswa dengan mengikuti perkembangan teknologi berupa
penggunaan media audio-visual. Berdasarkan permasalahan di atas, maka
diperoleh suatu rumusan masalah yaitu bagaimana proses dan hasil
pengembangkan materi ajar menyimak informasi berbasis audio-visual bermuatan
kearifan lokal pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Reseach and
Development (R&D) model Borg and Gall. Adapaun tahapan penelitian
pengembangan ini mencakup delapan tahap yaitu (1) Tahap analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui data dan informasi yang tepat berkaitan dengan
kebutuhan pokok dalam melakukan penelitian pengembangan. (2) Tahap
perencanaan dan desain produk, dilakukan dengan membuat merumuskan tujuan
yang ingin dicapai, memilih materi yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa
dan sejalan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. (3) Tahap
produksi/pengembangan produk awal, dilakukan produksi materi ajar yang sesuai dengan perencanaan dan desain produk yang sudah dibuat sebelumnya oleh
editor. (4) Tahap validasi, dilakukan untuk mengukur kelayakan produk yang
dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh 3 validator yaitu 1 dosen ahli
produk dan 2 guru ahli praktisi dan materi. (5) Tahap uji coba produk, dilakukan
pada subyek sekali kecil yaitu siswa kelas IVB SDN Balung Lor 3 Jember. (6)
Tahap revisi produk, dilakukan setelah mendapatkan perbaikan dari validator dan
uji coba hingga produk yang dihasilkan dapat valid. (7) Tahap uji produk,
dilakukan pada subyek sekala besar yaitu siswa kelas IV SDN Kepatihan 07
Jember dan siswa kelas IVA SDN Balung Lor 3 Jember. dan (8) Tahap revisi
akhir, dilakukan perbaikan kembali dari kesalahan yang ditemukan pada saat
melakukan uji produk.
Hasil pengembangan materi ajar menyimak informasi menunjukkan
bahwa materi ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan
menyimak siswa. Hal ini dilihat dari tiga aspek yaitu hasil validasi oleh validator,
skor test hasil belajar siswa, dan respon positif siswa. Adapun pemerolehan
persentase validasi materi ajar yang diberikan oleh validator yaitu sebesar 0,76
yang termasuk dalam kategori valid dan layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, ketuntasan belajar siswa juga mendapatkan skor test
hasil belajar siswa minimal 70 sebanyak 50 siswa dengan persentase 83%
sehingga dapat dikatakan bahwa materi ajar yang dikembangkan dapat membantu
sebagian besar siswa belajar dalam memahami materi yang diberikan tentang
kearifan lokal Jember tepatnya pada tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku.
Sedangkan untuk persentase respon positif siswa terhadap pengembangan materi
ajar menyimak informasi sebesar 80% yang termasuk dalam kategori baik.
Terdapat beberapa saran untuk pengembangan materi ajar ini yaitu bagi
siswa, penelitian ini dapat meningkatkan minat siswa untuk menyimak
pembelajaran. Bagi guru, penelitian ini dijadikan alternatif penyampaian materi
pembelajaran tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku serta untuk mempermudah
guru dalam melaksakan keterampilan menyimak. Serta bagi peneliti, diharapkan
dapat meningkatkan minat peneliti lain untuk melakukan penelitian sama yang
lebih lanjut.