Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kejadian Hipertensi pada Petani di Kecamatan Panti Kabupaten Jember
Abstract
Petani merupakan salah satu pekerjaan yang rentan mengalami masalah
kesehatan akibat kerja salah satunya hipertensi. Hipertensi dapat dikaitkan dengan
proses penuaan, keturunan, pola makan yang kurang baik, kebiasaan merokok,
mengkonsumsi alkohol, stress, kelelahan, kurang olahraga dan obesitas. Kelelahan
yang terjadi berulang-ulang dan secara berkelanjutan akibat bekerja akan
menyebabkan masalah pada kesehatan seseorang seperti terjadinya peningkatan
tekanan darah (Useche dkk., 2019). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian hipertensi
pada petani di Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain analitik observasional
dengan pengumpulan data kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectional.
Teknik pengambilan sampel menggunakan cara stratified random sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 248 responden. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner kelelahan kerja yaitu Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI)
dan alat sphygmomanometer digital yang dilakukan bulan Januari hingga
Februari 2020. Uji etik penelitian No. 732/UN25.8/KEPK/DL/2019. Analisa data
menggunakan uji Chi-Square dengan α < 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paling banyak petani mengalami
tingkat kelelahan sedang (60,9%) dan petani mengalami kejadian pre hipertensi
sistole (39,1%) dan pre hipertensi diastole (51,2%). Hasil analisa menggunakan
chi-square didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja
dengan kejadian hipertensi sistole (x
2
= 86,938; p value = <0,001) dan kejadian
hipertensi diastole (x
2= 20,964; p value = <0,001) pada petani di Kecamatan
Panti Kabupaten Jember.
Kelelahan yang dirasakan petani terjadi dikarenakan petani bekerja lebih
dari 7 jam (29,4%) dan istirahat kurang dari 30 menit (51,2%). Waktu kerja yang
berlebihan dapat mempengaruhi kondisi fisik dari petani yaitu kelelahan yang
dirasakan semakin tinggi. Sehingga, menyebabkan petani mengalami kelelahan
setelah bekerja yang dapat meningkatkan tekanan darah sistole maupun diastole
petani. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kelelahan kerja sebagai upaya manajemen tekanan darah sehingga
tekanan darah petani dapat terkontrol.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelelahan kerja berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada petani. Oleh karena itu, perawat dapat berperan sebagai
konselor, edukator dan care provider dalam memberikan informasi, melakukan
screening, dan tindakan pencegahan secara teratur terhadap tingkat kelelahan
yang dirasakan petani dan tekanan darah petani dapat terkontrol dengan baik
sehingga angka dari kejadian hipertensi dapat berkurang
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]