Dampak Sosial dan Ekonomi Kunjungan Wisata di Desa Wisata Organik Lombok Kulon, Kabupaten Bondowoso Bagi Masyarakat Setempat
Abstract
Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Salah satu destinasi wisata yang saat ini mulai bermunculan yakni desa wisata. Pengembangan desa wisata merupakan dampak dari adanya perubahan minat masyarakat terhadap destinasi wisata. Tumbuhnya motivasi perjalanan wisata minat khusus yang menginginkan wisata kembali ke alam, interaksi dengan masyarakat lokal, serta tertarik untuk mempelajari cara hidup masyarakat lokal mendorong pengembangan desa wisata saat ini. Keberadaan desa wisata ditengah kehidupan masyarakat pedesaan jelas menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat setempat itu sendiri. Dampak yang bermunculan pun bisa dampak positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi dampak sosial dan dampak ekonomi apa saja yang terjadi dalam masyarakat setempat pasca berdirinya Desa Wisata Organik Lombok Kulon tersebut. Dan dengan demikian, diharapkan pula penelitian ini mampu menambah wawasan masyarakat tentang perkembangan dan pengelolaan desa wisata, serta dampak yang ditimbulkannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dampak pariwisata dari Erik Cohen untuk menganalisis fenomena yang ada. Penelitian ini menggunakan purpossive sampling sebagai metode penentuan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Peneliti dalam uji validasi data dengan melakukan pengecekan kembali data yang sudah didapatkan dari beberapa metode pengumpulan data serta menggunakan teknik triangulasi data.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa muncul beberapa dampak sosial dan dampak ekonomi pada masyarakat Desa Lombok Kulon pasca berdirinya desa wisata tersebut. Dampak yang terjadi antara lain : meningkatnya pesanan produk kerajinan yang secara tiak langsung meningkatkan income atau pendapatan masyarakat yang terlibat langsung alam produksi kerajinan tersebut. Lalu munculnya peluang masyarakat untuk bekerja dimana muncul beberapa lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Kemudian juga mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yakni dengan berpindah dari kondisi ekonomi menengah ke bawah menjadi masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah keatas. Munculmya antusias masyarakat untuk melestarikan kesenian lokal setempat yang didasari oleh pertimbangan ekonomi yang bisa mereka dapatkan. Lalu dampak terhadap dasar organisasi dimana masyarakat tertarik untuk ikut bergabung alam pokja (kelompok kerja) karena mempertimbangkan keuntungan ekonominya. Serta yang terakhir yakni munculnya antusias masyarakat terhadap Bahasa inggris.