PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynus L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abstract
Kerusakan hati merupakan penyakit serius yang perlu ditangani. Kerusakan
hati dapat disebabkan oleh infeksi maupun aktivitas radikal bebas yang masuk ke
dalam tubuh dengan berbagai macam mekanisme aksi. Salah satu sumber radikal
bebas yang cukup poten menimbulkan kerusakan hati (hepatotoksik) adalah dari
senyawa kimia atau obat-obatan seperti parasetamol. Efek hepatotoksik parasetamol
akan terlihat pada pemakaian jangka panjang dan terus-menerus karena adanya
modifikasi metabolik yang mengubah aktivitas farmakologisnya.
Beberapa mekanisme proteksi alami tubuh terlibat dalam pengurangan
kerusakan hati, namun proteksi tersebut dapat terganggu karena adanya peningkatan
spesies oksigen reaktif (SOR). Pada kondisi tersebut mekanisme proteksi tambahan
melalui konsumsi antioksidan sangat diperlukan. Antioksidan merupakan salah satu
mekanisme hepatoprotektor. Banyak bahan alam yang memiliki senyawa antioksidan
telah disarankan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit hati yang disebabkan
oleh radikal bebas.
Bahan alam yang sering digunakan sebagai obat diantaranya adalah daun
katuk (Sauropus androgynus L.). Daun katuk mengandung vitamin C yang
merupakan senyawa antioksidan sebesar 244 mg/100 gram dimana kandungan ini
melebihi kandungan pada jeruk, pepaya, jambu biji, dan bayam yang sering disebut
sebagai sumber vitamin C. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan diketahui nilai IC
daun katuk adalah 80,81 ppm yang menandakan bahwa flavonoid dari daun katuk
(Sauropus androgynus L.) memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang kuat
(Fatimah, 2008). Hasil uji pengaruh pemberian infus daun katuk (Sauropus
androgynus L.) terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT dan SGGT pada tikus betina
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]