dc.description.abstract | Tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai agen kemopreventif pada sel
kanker salah satunya yaitu kulit buah kakao (Theobroma cacao L.). Kulit buah
kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain : katekin,
epikatekin , proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya.
Flavonoid terkondensasi yang terdapat dalam kulit buah kakao dapat menghambat
reaksi oksidasi dikarenakan mampu mentransfer elektron kepada senyawa radikal
bebas. Kulit buah kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami,
antara lain : mempunyai kemampuan untuk memodulasi sistem imun, efek
kemopreventif untuk pencegahan penyakit diabetes dan kanker. Selain itu
polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan
bakteri kariogenik. Namun perlu adanya uji sitotoksik menggunakan kultur sel
HeLa untuk mendeteksi adanya aktivitas antineoplastik dari ekstrak kulit buah
kakao. Penggunaan uji sitotoksik pada kultur sel merupakan salah satu cara
penetapan in vitro untuk mendapatkan obat-obat sitotoksik. Sistem ini merupakan
uji kuantitatif dengan cara menetapkan kematian sel.
Uji sitotoksisitas MTT assay dilakukan pada kultur sel HeLa dengan
konsentrasi 2400 μg/ml, 1200 μg/ml, 600 μg/ml, 300 μg/ml, 150 μg/ml, 75 μg/ml.
Elisa reader digunakan untuk melihat jumlah sel dalam satuan optical density
kemudian di konversikan dalam rumus viabilitas sel.
Hasil penelitian menunjukkan Ekstrak kulit buah kakao merupakan
biomaterial alternatif yang memiliki nilai IC50 69.825 μg/ml pada sel HeLa
sehingga berdasarkan tabel klasifikasi sitotoksik ekstrak kulit buah kakao tidak
toksik terhadap sel HeLa atau tidak dapat menghambat pertumbuhan kultur sel
HeLa . Hasil ini dapat diakibatkan karena kulit buah kakao memang tidak
memiliki efek sebagai antikanker terhadap sel HeLa , namun juga dapat
diakibatkan karena kesalahan dalam pengerjaan yang dapat berupa kontaminan | en_US |