Aktivitas Antibakteri Kombinasi Vitamin C dan Amoksisilin Sebagai Bahan Alternatif Intrakanal Medikamen Terhadap Enterococcus Faecalis Secara in Vitro
Abstract
Gigi dengan diagnosa nekrosis pulpa tidak dilakukan perawatan terdapat
invasi bakteri dalam saluran akarnya. Salah satu bakteri yang dijumpai pada
nekrosis pulpa yang sulit dieliminasi adalah Enterococcus .faecalis (E. faecalis).
Eliminasi mikroorganisme pada perawatan saluran akar melalui tahapan preparasi
biomekanis dan tahapan sterilisasi saluran akar menggunakan bahan intrakanal
medikamen. Medikamen intrakanal 3 MIX MP terdiri dari gabungan tiga
antibiotik yang dapat digunakan sebagai bahan medikamen sterilisasi, akan tetapi
memiliki kekurangan menimbulkan multidrug resisten pada ketiga antibiotik
tersebut dan diskolorasi gigi.
Pengurangan resiko penggunaan antibiotik yang terkandung dalam 3 MIX
MP dapat dihindari dengan memilih alternatif antibiotik lain yang lebih poten.
Amoksisilin merupakan golongan antibiotik penisillin yang berspektrum luas
namun memiliki kelemahan yaitu resistensi antibiotik tetapi dapat dicegah dengan
penambahan bahan potensiator antibiotik. Potensiator antibiotik merupakan zat
antibiotik atau non antibiotik yang bertujuan meningkatkan kinerja antibiotik.
Vitamin C dalam bentuk asam askorbat memiliki sifat sebagai antimikroba
terhadap bakteri maupun jamur. Berdasarkan penilitian sebelumya vitamin C
memiliki sinergisme dengan antibiotik penicillin G pada uji in vitro, sehingga
memiliki potensi sebagai potensitator antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi amoksisilin dan vitamin C terhadap E.
faecalis.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the post test only control group design. Keseluruhan jumlah sampel
penelitan adalah 16 sampel yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu 3
MIX MP, amoksisilin, vitamin C, dan kombinasi vitamin C dan amoksisilin.
Kelompok perlakuan 3 MIX MP, amoksisilin, vitamin C dan kombinasi vitamin C dan amoksisilin dimasukkan sebanyak 100 mg kedalam lubang sumuran pada
media MHA. Petridish diinkubasi pada suhu 370C, dilakukan pengukuran zona
hambat pada waktu 24 jam, 48 jam, 72 jam menggunakan jangka sorong digital.
Data hasil penelitian dilakukan uji normalitas Shapiro Wilk dan uji
homogenitas Levene menunjukkan data penelitian tidak berdistribusi normal dan
tidak homogen. Analisis data dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan Mann
Whitney untuk melihat perbedaaan yang lebih lanjut dengan derajat signifikan
0,05. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antar seluruh kelompok penelitian. Analisis data Mann Whitney
masing-masing kelompok antar hari pengamatan, menunjukkan masing-masing
kelompok memiliki perbedaan yang bermakna antara hari ke-1 dengan hari ke-3
pengamatan dan antara hari ke-2 dengan hari ke-3 pengamatan kecuali 3 MIX MP
yang menunjukkan perbedaan yang bermakna pada seluruh hari pengamatan. Uji
Mann Whitney antar kelompok hari ke-1 pengamatan, menunjukkan seluruh
kelompok memiliki perbedaan yang bermakna sedangkan uji Mann Whitney antar
kelompok hari ke-2 dan ke-3 pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang
bermakna antara 3 MIX MP dengan kombinasi vitamin C dan amoksisilin.
Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi vitamin C dengan amoksisilin
sebagai bahan alternatif intrakanal medikamen menunjukkan efek antibakteri
melalui zona hambat terhadap pertumbuhan E. faecalis yang setara dengan efek
antibakteri 3 MIX MP dan lebih kecil dari amoksisilin serta lebih besar dari
vitamin C.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]