Efek Pemberian Gel Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) terhadap Jumlah Sel Makrofag dan Limfosit Jaringan Gingiva Model Tikus Periodontitis yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis
Abstract
Penyakit periodontal didefinisikan sebagai kondisi inflamasi dari gingiva, kerusakan tulang alveolar dan ligamen periodontal. Bakteri dominan yang menyebabkan periodontitis yaitu Porphyromonas gingivalis. P. gingivalis merupakan bakteri gram negatif anaerob yang memiliki komponen endotoksin yaitu lipopolisakarida yang dapat mengikat reseptor CD14/TLR-4 untuk meningkatkan sekresi sitokin proinflamatori. Sel radang yang berperan penting dalam respon inflamasi antara lain makrofag dan limfosit. Makrofag merupakan sel mononuklear yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Jumlah makrofag yang tinggi dapat menyebabkan destruksi pada jaringan periodontal yang lebih lanjut. Selain itu, terdapat limfosit yang berperan dalam inflamasi kronis. Jumlah limfosit yang berlebihan pada saat terjadi inflamasi dapat menyebabkan kerusakan pada kolagen, fibronektin, dan laminin yang berkontribusi pada destruksi lokal dari jaringan gingiva. Obat – obatan yang sering digunakan dalam terapi periodontitis dalam bentuk obat topikal dalam bentuk sediaan gel salah satunya gel Aloclair™ yang berbahan dasar Aloe Vera. Gel ini mengandung acetylated mannan untuk menghambat metabolisme asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase. Saat ini telah dikembangkan gel yang berbahan dasar ekstrak biji kopi yang digunakan sebagai alternatif terapi. Kopi merupakan bahan alam yang telah terbukti sebagai antiinflamasi karena adanya senyawa antara lain flavonoid, polifenol, dan proantosianidin.
Ekstrak biji kopi robusta diperoleh dengan metode ekstraksi dengan menggunakan etanol 96%. Ekstrak biji kopi robusta selanjutnya dibuat sediaan gel 0,025 g/mL dan 0,05 g/mL dengan menambahkan basis gel dan diaduk hingga homogen. Sampel terdiri dari 20 tikus yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok dibedakan berdasarkan perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok periodontitis, kelompok gel aloclair, kelompok gel ekstrak biji kopi robusta 0,025 g/mL dan kelompok gel ekstrak bjiji kopi robusta 0,05 g/mL. Setelah itu dilakukan dekaputasi pada hari ke-8 setelah perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah makrofag dan limfosit pada kelompok perlakuan pada hari ke tujuh. Terjadi penurunan jumlah makrofag dan limfosit pada kelompok gel ekstrak biji kopi robusta 0,025 g/mL dan 0,05 g/mL. Penurunan jumlah makrofag dan limfosit tertinggi pada kelompok perlakuan gel Aloclair. Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan, bahwa gel Aloclair lebih mampu menurunkan jumlah sel makrofag dan limfosit dibandingkan pada kelompok gel ekstrak biji kopi robusta 0,025 g/mL dan 0,05 g/mL. Pada kelompok gel ekstrak biji kopi robusta 0,025 g/mL dan 0,05 g/mL menunjukkan penurunan jumlah makrofag yang signifikan dibandingkan dengan kelompok periodontitis (p<0,05). Sedangkan, kelompok gel ekstrak biji kopi robusta 0,05 g/mL menunjukkan penurunan jumlah sel limfosit yang siginifkan dibandingkan kelompok periodontitis (p<0,05).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian gel ekstrak biji kopi robusta dapat menurunkan jumlah sel makrofag dan limfosit pada gingiva tikus periodontitis yang diinduksi P.gingivalis. Hal tersebut menyebabkan terjadinya keseimbangan jumlah makrofag dan limfosit yang dapat menurunkan efek destuktifnya
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]