dc.description.abstract | Bromo ditetapkan sebagai daerah wisata berdasarkan kongres taman nasional
sedunia ketiga di Denpasar Bali. Potensi wisata gunung Bromo didukung oleh
kompleksitas unsure pendukung yang sangat sinergis, sehingga bisa menjadi
objek wisata indah, baik unsure Bromo sendiri (sumber daya alam, budaya
masyarakat sekitar dan kepercayaannya) serta perhatian dari pemerintah daerah
saling mendukung perkembangan objek wisata gunung Bromo sehingga menjadi
terkenal. Kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan gunung Bromo
diwujudkan dalam peningkatan pendirian sarana prasarana guna menunjang
kelancaran wisatawan yang berkunjung ke objek wisata gunung Bromo.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana proses adaptasi
budaya tengger dalam rangka pengembangan pariwisata?; (2) Bagaimana
reorientasi tujuan berdasarkan proses adaptasi dalam rangka melestarikan budaya
tengger sebagai komoditas pariwisata?; (3) Bagaimana proses integrasi, hasil
integrasi, dan reorientasi tujuan dalam rangka melestarikan budaya tengger
sebagai asset pariwisata ?; (4) Bagaimana nilai dan norma budaya tengger dapat
dilestarikan sebagai komoditas pariwisata di probolinggo?. Tujuan dari penelitian
ini adalah (1) Untuk mengkaji proses adaptasi budaya tengger dalam rangka
pengembangan pariwisata; (2) Bagaimana reorientasi tujuan berdasarkan proses
adaptasi dalam rangka melestarikan budaya tengger sebagai komoditas pariwisata;
(3) Untuk mengkaji integrasi kepariwisataan dalam pelestarian budaya tengger;
(4) Untuk mengkaji latensi kepariwisataan dalam pelestarian budaya tengger. | en_US |