dc.description.abstract | Angka kejadian kanker tertinggi pada wanita berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 adalah kanker payudara sejumlah 42,1% dengan rata-rata kematian 17%. Dalam penanganannya kanker payudara memiliki beberapa tahapan tatalaksana untuk mengeleminasi atau menghilangkan sel kanker, salah satunya dengan mastektomi. Pasien yang melakukan mastektomi diketahui memiliki masalah citra diri lebih kompleks dikarenakan pasien kehilangan salah satu bagian tubuh, serta munculnya jaringan parut yang turut mempengaruhi vitalitas penderita, aktualisasi diri, fungsi fisik dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji citra diri wanita penderita kanker payudara post mastektomi yang melakukan perawatan di RS Baladhika Husada Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah delapan wanita pasien terdaftar di RS Baladhika Husada Jember yang telah melakukan mastektomi pada rentang waktu 2017-2019. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Sedangkan fokus pada penelitian ini diambil menggunakan instrumen berupa panduan wawancara mendalam dengan pertanyaan terkait determinan proses adapatasi berdasarkan RAM, di antaranya: stimulus kontekstual (usia, pendidikan, status perkawinan, dan jenis pekerjaan,), stimulus fokal (pengalaman terhadap kanker payudara, mastektomi dan pengalaman terhadap tatalaksana lanjutan yang harus dijalani), dan komponen citra diri yang terdiri dari penerimaan diri, pemaknaan payudara, penyesuaian berpenampilan, hubungan interpersonal, fungsi seksual, dan pengaruh media sosial. Analisis data yang digunakan adalah thematic content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar stimulus kontekstual yang diterima oleh informan cenderung mempengaruhi citra diri yang dimiliki
ix
dikarenakan masing-masing aspek dalam stimulus tersebut menggambarkan kondisi dan tuntutan yang harus dipenuhi, salah satunya untuk berpenampilan menarik. Sementara itu stimulus fokal yang diterima oleh informan juga berimplikasi terhadap citra diri yang dimiliki. Pengalaman terhadap kanker payudara beserta rangkaian pengobatan yang dilakukan telah meninggalkan bekas luka atau efek samping pada kondisi fisik yang turut mempengaruhi kondisi psikis dan emosional informan. Secara keseluruhan sebagian besar informan memiliki nilai citra diri yang positif berdasarkan komponen citra diri yang diteliti, yaitu: penerimaan diri, hubungan interpersonal, dan kepuasan seksual yang dimiliki. Informan mengungkapan bahwa kanker telah diterima sebagai bagian dari hidup yang tak dapat dipisahkan lagi, berikut dengan keputusan untuk melakukan mastektomi. Meskipun di sisi lain mereka telah memaknai payudara lebih dari sekadar bagian tubuh, melainkan bagian dari identitas dirinya sebagai wanita untuk menjalankan perannya dalam keluarga (menjadi istri dan ibu). Informan juga secara positif menyikapi kekurangan yang dimiliki dengan melakukan penyesuaian berpenampilan, yang ditujukan agar informan dapat melakukan perannya secara normal di masyarakat tanpa merasa rendah diri dan berbeda dari lainnya. Informan juga secara positif mampu menyesuaikan kebutuhan dan meminimalisir efek negatif media sosial dengan melakukan konfirmasi informasi kepada ahli.
Saran yang diberikan oleh peneliti bagi wanita penderita kanker payudara agar secara inspiratif memberikan dukungan kepada sesama pasien untuk melewati hari-hari sulit dalam perjuangan mencapai kesembuhan. Selain itu pihak keluarga khususnya suami diharapkan dapat lebih aktif mencari informasi mengenai kanker payudara serta efek samping tatalaksana kanker payudara yang harus dijalani. Pihak rumah sakit juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan kemitraan dengan Yayasan Garwita Instiute dalam upaya memberikan layanan konseling kepada pasien kanker. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengakaji terkait implikasi keyakinan religius dan peran suami terhadap citra diri yang dimiliki oleh wanita penderita kanker payudara post mastektomi. | en_US |