EVALUASI MANAJEMEN RANTAI DINGIN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSKESMAS KABUPATEN JEMBER
Abstract
Program imunisasi di Kabupaten Jember masih belum optimal dengan banyak ditemukan kasus PD3I seperti Kabupaten Jember ditetapkan sebagai daerah endemik TBC di Jawa Timurdengan jumlah penderita baru TB BTA+ pada tahun 2018 sebanyak 3.667 kasus, hal tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni 3.400 kasus. Insidensi PD3I lainnya yang ditemukan dengan angka absolut di Jember secara berurutan adalah campak 435 kejadian, difteri 4 kejadian, pertusis 11 kejadian, dan TN 2 kejadian. Penemuan tersebut berbanding terbalik dengan pencapaian cakupan imunisasi Kabupaten Jember secara umum diatas prosentase 80% dengan rincian cakupan imunisasi dasar lengkap 87,03%, BCG 90,32%, polio 86,93%, campak 83,99%, dan DPT-HB3 87,50%. Permasalahan lain yang ditemukan di Kabupaten Jember adalah pengelolaan vaksin berupa logistik vaksin masih belum optimal. Berdasarkan laporan rencana kegiatan ORI Difteri 2018, diketahui kebutuhan logistik beberapa vaksin tidak sesuai dengan alokasi yang diterima Kabupaten Jember dari Provinsi. Kebutuhan logistik secara umum adalah 43.854 vaksin DPT-HB-HiB, 12.026 vaksin DT, dan 54.327 vaksin TD. Kebutuhan vaksin tersebut tidak terealisasi karena alokasi yang diterima Kabupaten Jember hanya sebanyak 41.134 vaksin DPT-HB-HiB dan 9.319 vaksin DT. Sedangkan untuk vaksin Td, Kabupaten Jember menerima vaksin melebihi kebutuhan yang direncanakan dengan alokasi yang diterima adalah 57.327. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian terkait dengan pengelolaan vaksin atau sering disebut dengan istilah manajemen cold chain untuk menggambarkan kegiatan pengelolaan vaksin di puskesmas Kabupaten Jember.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019-Januari 2020 menggunakan data primer berupa wawancara dan observasi serta studi dokumentasi laporan tahunan
x
Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK) tahun 2019. Populasi penelitian ini adalah 50 Puskesmas dengan 34 puskemas sebagai sampel penelitian yang ada di Kabupaten Jember. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Variabel pada penelitian ini adalah sumber daya manusia (SDM), penyimpanan, monitoring temperatur, dan manajemen inventaris.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas secara umum masih belum baik khususnya pada pengetahuan tentang pengelolaan vaksin dan pengetahuan tentang vaksin. Pada aspek pengawasan diketahui bahwa para petugas pernah mengalami kendala program imunisasi yang dialami oleh seluruh responden adalah para responden pernah mengalami kekurangan stok vaksin bahkan kekosongan stok vaksin hingga berbulan bulan. Para responden mengaku bahwa selama hampir 4 bulan puskesmas tidak menerima vaksin IPV karena stok dari pusat juga kosong. Selain itu, diketahui bahwa terdapat beberapa puskesmas tidak memiliki beberapa sarana pendukung kegiatan cold chain. Hasil penelitian menunjukkan ketidaklengkapan peralatan khususnya refrigerator khusus dapat mengganggu kegiatan imunisasi dan cold chain seperti yang dialami oleh Puskesmas Klatakan dengan ditemukan suhu refrigerator dibawah 20C. Hal tersebut memungkinkan vaksin akan membeku dan tidak dapat digunakan. Kebutuhan vaksin dari pusat juga mempengaruhi kegiatan imunisasi, studi dokumentasi menunjukkan terdapat beberapa vaksin kosong di instalasi farmasi kesehatan (IFK) yakni vaksin polio IPV dan vaksin TT.
Saran yang dapat diberikan kepada pihak puskesmas adalah sebaiknya petugas di puskesmas lebih memperhatikan dan mendalami pedoman pelaksanaan rantai dingin. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember diharapkan mampu membuat sautu media tata laksana rantai dingin baik berupa video maupun poster yang mudah dipahami serta rutin melaksanakan inspeksi untuk melihat kendala yang dialami oleh puskesmas. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah meneliti dan menganalisis cold chain dengan desain penelitian yang berbeda sehingga didapat hasil yang lebih baik dan penelitian dengan melibatkan sasaran imunisasi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]