Show simple item record

dc.contributor.advisorTRIONO, Agus
dc.contributor.advisorYUDISTIRO, Danang
dc.contributor.authorSHOLEHUDIN, Mohammad
dc.date.accessioned2020-11-04T02:13:18Z
dc.date.available2020-11-04T02:13:18Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101648
dc.description.abstractTahapan proses dalam pengolahan tebu terbagi menjadi 5 tahapan yaitu penggilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi (masakan dan puteran), dan pengemasan. Salah satu proses terpenting untuk memperoleh kualitas produk yang baik adalah penggilingan, dimana proses ini bertujuan untuk memaksimalkan jumlah nira yang diperas agar tidak terbuang dengan percuma. Proses penggilingan ini dilakukan di stasiun gilingan dimana terdapat mesin unigrator, cane cutter, dan gilingan sebagai komponen utama. Efisiensi dari pemerahan nira di stasiun gilingan cukup rendah dikarenakan dalam prosesnya mesin sering mengalami kerusakan dibanding stasiun-stasiun lainnya di PG. Wonolangan. Agar mesin di stasiun gilingan dapat beroperasi dengan baik dan lebih efisien dalam pengolahan maka diperlukan proses pemeliharaan, karena perawatan terhadap mesin dapat mengurangi resiko kerusakan yang akan mengakibatkan downtime pada mesin Banyak metode telah dikembangkan untuk mendukung peningkatan proses produksi, salah satu metode yaitu Total Production Maintenance (TPM) yang dikembangkan oleh S. Nakajima. TPM memiliki tujuan meningkatkan keefektifan peralatan produksi berdasarkan gagasan bahwa enam jenis kerugian bisa diidentifikasi dan dikurangi seperti kegagalan peralatan, pengaturan dan waktu penyesuaian, penghentian kecil, mengurangi kecepatan peralatan, cacat dalam proses, dan hasil berkurang (Nakajima, 1984). TPM juga memperkenalkan metode sistematis untuk mengukur efektifitas peralatan sebagai tulang punggung untuk menghilangkan kerugian ini atau disebut dengan Overall Equipment Efectiveness (OEE). Dengan terus mengukur efektifitas peralatan, sinyal pemantauan disediakan untuk manajer produksi dan operator yang memungkinkan mereka bereaksi dengan cepat pada akhirnya gangguan produksi dan yang melayani untuk menyiapkan media dan program peningkatan berkelanjutan jangka panjang. Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan nilai OEE pada stasiun gilingan selama bulan Mei hingga Oktober 2018 diperoleh rata-rata nilai availability 76,37%, performance 67,18%, dan quality 100%, sementara nilai OEE sebesar 48,57%. Jika dibandingkan dengan world class manufacture yang berstandar nilai 85%, maka nilai OEE tersebut masih dibawah standar world class manufacture dan menunjukkan bahwa produktivitas stasiun gilingan masih rendah. Berdasarkan hasil perhitungan six big losses untuk mengetahui kerugian dominan penyebab turunnya produktivitas stasiun gilingan selama bulan Mei hingga Oktober 2018 diperoleh nilai faktor breakdown losses sebesar 0,3%, setup and adjustment sebesar 42,6%, idling minor stoppage sebesar 0%, reduced speed losses sebesar 57,1%, reduced yield losses sebesar 0% dan processed defect losses sebesar 0%. Faktor six big losses yang paling dominan menyebabkan turunnya nilai OEE pada produktivitas stasiun gilingan adalah reduced speed losses dengan nilai sebesar 57,1%. Pada analisa rekomendasi perbaikan terbagi menjadi dua yang pertama pancangan penerapan TPM yang digambarkan melalui gantchart. Yang kedua perbaikan secara mekanik, salah satu cara yaitu meningkatkan kekerasan dari material tersebut dengan cara memberi perlakuan preheating. Sedangkan untuk mengurangi tingkat korosifitas yaitu dengan menambahkan pelapis berupa cat Pylox pada permukaan materiaen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries131910101073;
dc.subjectAnalisis Totalen_US
dc.subjectProductive Maintenanceen_US
dc.subjectEfisiensi Produksien_US
dc.titleAnalisis Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Stasiun Gilingan di PG. Wonolanganen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record