Show simple item record

dc.contributor.authorDwi Hidayati
dc.date.accessioned2013-12-18T08:09:48Z
dc.date.available2013-12-18T08:09:48Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM060210402377
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10160
dc.description.abstractPenelitian ini mengahasilkan beberapa temuan yaitu unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema (mayor dan minor), tokoh (utama dan bawahan) dan penokohan (bulat dan datar), alur, latar, wawancang dan kramagung, konflik, dan tipe drama. Tema dalam naskah drama kartini berdarah berbicara mengenai protes kartini terhadapa perempuan masa kini yang telah menyalahi emansipasi. Kemudian, tokoh utama dalam naskah drama Kartini Berdarah yaitu, Kartika dan Kartini. Tokoh-tokoh yang termasuk tokoh tambahan yaitu Resnaga, Lena, dan Windi digambarkan sebagai tokoh berwatak datar. Kemudian tokoh bawahan lainnya yang digambarkan memiliki watak bulat adalah Bu Sartika, Malvin, dan Friska. Latar dalam naskah drama Kartini Berdarah terdiri dari latar waktu yaitu, pagi,siang, sore, malam hari. Seluruh latar waktu penuh dengan konflik-konflik. Latar tempat peristiwa terjadi adalah di kamar Kartika dan ruang kelas. Cermin adalah latar alat yang digunakan sebagai tempat keluar masuk tokoh Kartika. Selanjutnya, latar kehidupan sosial adalah latar kehidupan di daerah perkotaan yang penuh dengan kebebasan dan tuntutan sehingga menjadi salah satu latar belakang timbulnya konflik antar tokohnya. Konflik dalam naskah drama Kartini Berdarah meliputi konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik muncul antara Kartika dengan mamanya yang penuntut dan over protective, Kartika dengan teman-temannya yang senang bertindak kasar terhadapnya, dan Kartika dengan Malvin karena telah menolak Kartika dan mempermalukannya, peristiwa pembunuhan antara Windi dan Lena dengan sosok berjubah hitam. Alur yang digunakan adalah alur maju yang berawal dari konflik-konflik yang dihadapi Kartika sampai pada penyelesaian cerita yang ditandai dengan tindakan bunuh diri tokoh utama. Wawancang ditulis dengan huruf lepas sedangkan kramagung ditulis di dalam tanda kurung dengan huruf miring. Wawancang dan kramagung selain mendeskripsikan latar tempat juga mendeskripsikan kemunculan tokoh Kartini. Tipe drama naskah drama Kartini Berdarah adalah berjenis drama tragedi karena ada tokoh yang meninggal dalam cerita tersebut. Masing-masing unsur saling terkait membentuk kesatuan makna tentang protes R. A Kartini. Kedua, kajian terhadap kepribadian ganda tokoh Kartika membahas mengenai penyebab dan bentuk gangguan jiwa kepribadian ganda yang dialami tokoh Kartika. Munculnya kepribadian ganda disebabkan oleh seringnya pengaktifan mekanisme pertahanan diri berupa represi, fiksasi, menarik diri, dan fantasi. Represi dapat di gambarkan sebagai usaha menekan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan ke dalam alam bawah sadar. Fiksasi merupakan proses terhentinya perkembangan individu pada suatu tahap perkembangan karena tahap selanjutnya terlalu banyak ancaman. Menarik diri adalah suatu sikap yang membatasi diri dari interaksi dengan orang lain Selanjutnya, fantasi adalah tindakan berkhayal sebagai bentuk pelarian diri dari dunia eksternal individu yang penuh masalah. Bentuk kepribadian ganda pada Kartika adalah munculnya satu pribadi lain dalam diri Kartika yaitu pribadi Kartini. Munculnya pribadi Kartini disebabakan tokoh Kartika sangat mengidolakan Kartini dan berharap mendapatkan pembelaan dari Kartini atas kesulitan hidup yang ia hadapi. Kemudian, bentuk pembelaan yang diberikan oleh Kartini berupa tindakan pembunuhan terhadap teman-teman Kartika yang telah mneyalahgunakan emansipasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) unsur struktural yang mencakup tema, penokohan dan perwatakan, latar, alur, konflik, wawancang dan kramagung, tipe drama yang semua unsur tersebut saling mendukung untuk mencapai kepaduan makna. (2) faktor penyebab kepribadian ganda yaitu seringnya penggunaan mekanisme pertahanan diri berupa represi, fiksasi, menarik diri, dan fantasi akibat kondisi eksternal individu yang tidak mendukung dan bentuk kepribadian ganda tokoh Kartika berupa munculnya pribadi Kartini dalam diri Kartika. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap naskah drama Kartini Berdarah karya Amanatia Junda Solikhah, peneliti menyarankan: a. program studi PBSI, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan materi apresiasi drama. b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam pembahasan yang lebih luas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210402377;
dc.subjectTokoh Kartika, Kartini Berdarahen_US
dc.titleKEPRIBADIAN GANDA TOKOH KARTIKA DALAM NASKAH DRAMA “KARTINI BERDARAH” KARYA AMANATIA JUNDA SOLIKHAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record