Efek Pemberian Gel Ekstrak Biji Kopi Robusta ( Coffea Canephora) Terhadap Jumlah Osteoblas Dan Osteoklas Pada Tulang Alveolar Model Tikus Periodontitis
Abstract
Periodontitis adalah suatu penyakit keradangan pada jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, salah satunya
Porphyromonas gingivalis. P.gingivalis dapat menginduksi makrofag dan
fibroblas untuk menghasilkan sitokin pro inflamasi seperti interleukin-1β (IL-1β)
, interleukin-6 (IL-6) , tumor necrosis factor- α (TNF-α) dan prostaglandin E-2
(PGE-2) yang dapat menyebabkan resorpsi tulang alveolar dengan menurunkan
jumlah osteoblas dan meningkatkan osteoklas. Osteoklas merupakan sel motil
bercabang, sangat besar dan berinti banyak. Pembentukan dan aktivasi osteoklas
salah satunya diperankan oleh receptor activator of nuclear factor kappa-B ligand
(RANKL) yang diekspresikan oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel pembentuk
tulang yang berasal dari mesenchymal stem cells. Sitokin pro inflamasi yang
terbentuk pada proses inflamasi dapat menstimulasi osteoblas untuk
meningkatkan produksi RANKL dan menurunkan produksi osteoprotegerin
(OPG). Jika inflamasi terus berlanjut OPG akan sedikit mengikat RANKL
sehingga RANKL mudah berikatan dengan receptor activator of nuclear factor
kappa-B (RANK) pada prekusor osteoklas sehingga osteoklas menjadi aktif dan
menyebabkan kerusakan tulang. Kerusakan tulang dan jaringan akan terus
berlangsung selama inflamasi tetap terjadi, sehingga untuk mencegah kerusakan
yang lebih parah dan mempercepat perbaikan tulang diperlukan suatu obat
antiinflamasi.
Biji kopi robusta (Coffea canephora) telah diteliti mengandung senyawa
aktif, yaitu polifenol, alkaloid dan saponin yang bersifat antiinflamasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian gel ekstrak biji kopi robusta
terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas pada tulang alveolar model tikus
periodontitis.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan 28
ekor tikus yang dibagi menjadi 7 kelompok; kelompok kontrol (KN), kelompok
kontrol negatif K(-)7 dan K(-)14, kelompok kontrol positif K(+)7 dan K(+)14,
kelompok gel ekstrak kopi 50% (KP7 dan KP14). Sebanyak 4 ekor tikus wistar
dalam setiap kelompok dilakukan dekaputasi pada hari ke-22 dan ke-29 setelah
induksi bakteri dan pemberian topikal gel plasebo, gel aloclair dan gel ekstrak biji
kopi robusta 50%, selanjutnya dilakukan pengambilan rahang bawah kiri tikus
dan dilakukan processing jaringan kemudian diberi pewarnaan HE. Penghitungan
jumlah osteoblas dan osteoklas dilakukan dalam 5 lapang pandang berbeda
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x.
Data hasil penelitian disajikan dalam rerata jumlah osteoblas dan osteoklas
lalu diuji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan didapatkan data berdistribusi
normal lalu uji homogenitas menggunakan Levene dan menunjukkan data yang
homogen. Data lalu dilakukan uji parametrik Two Way Anova dengan hasil
terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) sehingga dilanjutkan uji LSD. Hasil uji
LSD osteoblas didapatkan bahwa jumlah osteoblas pada KP14 berbeda bermakna
dengan K(-)7, K(-)14, K(+)7 dan K(+)14, tetapi tidak berbeda bermakna dengan
KN hal ini menunjukkan bahwa jumlah osteoblas pada KP14 sudah mendekati
normal. Jumlah osteoklas pada kelompok KP7 dan KP14 berbeda bermakna
dengan K(-)7 dan K(-)14. Penurunan osteoklas pada KP7 menunjukkan bahwa
proses inflamasi sudah mengalami penurunan. Penurunan inflamasi akan diiringi
dengan peningkatan osteoblas yang berfungsi memperbaiki kerusakan tulang.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian gel ekstrak biji kopi robusta (C. canephora) dapat meningkatkan
jumlah osteoblas dan menurunkan osteoklas pada tulang alveolar model tikus
periodontitis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]