dc.description.abstract | Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang
menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam bumi serta fenomenanya
dan merupakan salah satu pelajaran di SMP. Pembelajaran fisika bertujuan untuk
mengembangkan ketrampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep fisika dalam
menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah siswa. Oleh karena itu siswa tidak hanya
sekedar menghafalkan rumus, tetapi siswa dituntut untuk dapat membangun
pengetahuan dalam diri mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar
mengajar di Sekolah.
Berdasarkan observasi hasil belajar mata pelajaran fisika kelas VIII A SMP
Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang masih belum mencapai ketuntasan
belajar. Berdasarkan hasil observasi rata-rata ketuntasan hasil belajar fisika kelas VIII
A mata pelajaran fisika tahun ajaran 2010/2011 hanya mencapai 33,33%. Rendahnya
ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siswa kurang menguasai konsep
fisika. Selain itu, aktivitas belajar siswa yang rendah juga menjadi salah satu faktor
rendahnya ketuntasan hasil belajar di kelas VIII A. Menurut pendapat guru pengajar
mata pelajaran fisika di kelas VIII A, aktivitas belajar rata-rata siswa hanya mencapai
44,44%. Rendahnya aktivitas dan ketuntasan hasil belajar fisika disebabkan oleh : (1)
metode pembelajaran fisika yang digunakan kurang inovatif, guru sering
menggunakan metode ceramah,metode tugas dengan alasan metode tersebut tidak
memerlukan banyak waktu, sehingga hanya terdapat 65% siswa yang aktif
mendengarkan penjelasan guru, (2) buku penunjang yang dimiliki siswa kurang
lengkap, hanya 85 % siswa yang memiliki buku paket fisika, (3) siswa kurang menyukai mata pelajaran fisika bahkan siswa menganggap fisika terlalu sulit untuk
difahami, berdasarkan data yang diperoleh hanya 58% siswa yang menyukai mata
pelajaran fisika, (4) ketika diberitugas hanya 90% siswa yang mengumpulkan hal ini
disebabkan karena siswa kurang berminat dalam membaca, (5) kelengkapan alat
fisika yang kurang lengkap, berdasarkan pengamatan alat fisika yang terdapat di
laoratorium fisika hanya 75% yang memenuhi standar,
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan model group investigation yang diawali dengan tugas meresum untuk
meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa Kelas VIII A
SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang. kelebihan model group
investigation adalah sebagai berikut.
a. Memungkinkan siswa untuk secara aktif melakukan investigasi terhadap suatu
topik, sebab group investigation memfokuskan pada investigasi terhadap suatu
topik atau konsep.
b. Group investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk
atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna.
c. Group investigation efektif dalam membentuk siswa untuk bekerjasama dalam
kelompok dengan latar belakang berbeda (misalnya kemampuan, gender, dan
etnis).
d. Group investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat belajar mengenai
dirinya dan orang lain.
Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung
Kabupaten Lumajang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi,
wawancara, dan post-test,. Teknik Analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif. Persentase aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas belajar siswa antara pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Persentase
ketuntasan hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa antara pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Data hasil observasi memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa sesudah
dilaksanakan tindakan pada siklus 1 telah mengalami peningkatan yaitu pada sub-
siklus 1 ditunjukkan dengan besarnya persentase aktivitas belajar siswa secara
klasikal mencapai 58,33% dan berada pada kategori aktif. Sedangkan pada sub-siklus
2 besarnya persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal mencapai 66,66% dan
berada pada kategori aktif. Pada siklus 2 aktivitas belajar siswa telah mengalami
peningkatan yang ditunjukkan dengan besarnya persentase secara klasikal aktivitas
belajar siswa meningkat menjadi 83,33% dan berada dalam kategori sangat aktif.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus
1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan sebelum adanya tindakan. Persentase ketuntasan hasil belajar
siswa sebelum adanya tindakan adalah sebesar 33,33%, pada pembelajaran sub-siklus
1 sebesar 76,92 %, pada sub-siklus 2 sebesar 87,17%, dan pada siklus 2 sebesar
97,43%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa pada siklus 1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah mengalami
peningkatan.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Dengan menggunakan model group
investigation yang diawali tugas meresum aktivitas belajar fisika siswa di Kelas VIII
A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan dengan
persentase sebesar 83,33% dalam kategori sangat aktif; (2) Dengan menggunakan
model group investigation yang diawali tugas meresum ketuntasan hasil belajar fisika
siswa di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang mengalami
peningkatan sebesar 97,43% dengan kategori tuntas. | en_US |