Karakteristik Pembakaran Biosolar dengan Penambahan Biodiesel Kepuh (Sterculia Foetida)
Abstract
Biodiesel merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan energi.Biodiesel merupakanbahan bakaryang berasaldari lemak tumbuh-tumbuhan atau hewan. Penelitian ini fokus pada karakteristikapipada bahan bakar biosolar denganpenambahan biodiesel kepuhdengan memvariasikan komposisi bahan bakardan ekivalen ratio (φ).Tujuan penelitian untukmengetahui pengaruh penambahan biodiesel kepuh terhadap laju pembakaran laminer dan tinggi api.Variasi komposisi penambahan biodiesel pada biosolaryang digunakan pada saat penelitian sebanyak B0% biodiesel, B10% biodiesel, B20% biodiesel, B30% biodiesel, B40% biodiesel dan B100% biodiesel dengan ekivalen ratio(φ) 0,8, 1dan 1,2.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Jember untuk membuat biodiesel dan pengujian karakteristik pembakaran, sedangkan pengujian nilai kalor, densitas dan viskositas dilakukan di laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang. Hasil penelitian bahan bakar B100% biodiesel memiliki karakteristik terbaik sebagai berikut: nilai kalor 10.0080,40 cal/g, densitas 0,869 g/ml dan viskositas 5,34 cst
Dari hasil penelitian menghasilkan data yang menunjukkan nilai tertinggi pada laju pembakaran laminar (SL) dengan nilai tertinggi laju pembakaran laminer pada φ = 0,8 dengan komposisi bahan bakar B10% biodiesel dengan nilai 22,227 cm/s dan nilai terendah pada komposisi pencampuran B40% biodiesel dengan nilai 10,050 cm/s pada φ = 1,2. Namun, hasil penelitian nilai laju pembakaran laminer secara total terdapat pada φ = 0,8; pada komposisi bahan bakar B0% biodiesel dengan nilai 24,035 cm/s sedangkan nilai terendah pada komposisi B100% biodiesel dengan nilai 8,578 cm/s pada φ = 1,2. Peningkatan persentase biodiesel dan rendahnya ekivalen ratio menyebabkan penurunan sudut nyala api sehingga nilai laju pembakaran laminer menurun.
Hasil penelitian tinggi api biosolar dengan penambahan biodiesel kepuh menunjukkan nilai tertinggi pada tinggi api saat proses pembakaran terdapat pada φ = 1,2 pada komposisi bahan bakar B40% biodiesel dengan nilai 24,330 mm dan nilai terendah pada komposisi B10% biodiesel dengan nilai 19,096 mm pada φ = 0,8. Namun, nilai laju pembakaran laminer secara total terdapat pada φ = 1,2, pada komposisi bahan bakar tanpa penyampuran, B100% biodiesel memiliki nilai tertinggi dengan nilai 25,561 mm sedangkan nilai terendah pada komposisi B0% biodiesel dengan nilai 18,177 mm pada φ = 0,8. Peningkatan persentase biodiesel dan ekivalen ratio menyebabkan peningkatan tinggi api.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]