dc.description.abstract | Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 dirancang sebagai
pembelajaran berbasis teks. Salah satu teks yang diajarkan adalah teks laporan
hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata
pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Arjasa, proses menulis teks laporan
hasil observasi kerap mengalami masalah. Adapun masalah tersebut yaitu: 1)
siswa kesulitan dalam memulai dan mengembangkan ide, 2) masih banyak siswa
yang mengalami kesalahan dalam menerapkan aturan kebahasaaan, 3) siswa
mengalami masalah dalam menyusun kerangka teks laporan hasil observasi, dan
4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran serta tidak diterapkannya model
pembelajaran baru yang membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas diharapkan dapat dipecahkan
melalui penggunaan model problem based learning dengan media aplikasi
powtoon. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimanakah proses
pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan menulis teks laporan hasil
observasi melalui penerapan model problem based learning dengan media
aplikasi powtoon di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Arjasa dan bagaimanakah
peningkatan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi setelah penerapan
model problem based learning dengan media aplikasi powtoon di kelas X IPA 4
SMA Negeri 1 Arjasa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan skema Kemmis
dan McTaggrat. Subjek dan sumber data penelitian adalah seluruh siswa kelas X
IPA 4 SMA Negeri 1 Arjasa yang berjumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, angket, tes, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analis data yang digunakan adalah deskriptrif kuantitatif dan kualitatif.
Proses pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas
X IPA 4 SMA Negeri 1 Arjasa dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Berikut kegiatan pada siklus I pertemuan pertama; (1) siswa
mengamati video tentang Pasar Arjasa, siswa bersama kelompoknya mengerjakan
LKS untuk menyusun kerangka teks laporan hasil observasi tentang Pasar Arjasa
kemudian, secara acak siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Selanjutnya kegiatan siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut: (2) siswa
mengamati video yang berisi 3 contoh hasil kerja siswa pada pertemuan ke-1 yaitu
menyusun kerangka teks laporan hasil observasi, selanjutnya siswa berdiskusi
bersama teman sebangku untuk mencari masalah tersebut, selanjutnya siswa
mengamati kembali video Pasar Arjasa dan mengembangkan kerangka teks
laporan hasil observasi yang telah didiskusikan dengan memperhatikan struktur
dan aspek kebahasaan yang benar. Kegiatan pada siklus II sebagai berikut: (3)
siswa mengamati video yang berisi 3 contoh hasil kerja siswa pada siklus I yaitu
mengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi kemudian, siswa mencari
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada hasil kerja siswa pada saat
mengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi, secara individu siswa
mencari solusi tentang masalah-masalah pada ketiga contoh hasil kerja siswa,
siswa mengamati video Pantai Papuma Jember yang akan ditayangkan
selanjutnya, siswa menulis teks laporan hasil observasi tentang Pantai Papuma
Jember, secara acak siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, siswa
lain menanggapi. Hasil analisis diketahui, keterampilan menulis siswa meningkat
dari 16 atau 45,7% siswa yang tuntas pada siklus I menjadi 28 atau 80% siswa
yang tuntas pada siklus II. Nilai rata-rata meningkat dari 64,4 pada siklus I
menjadi 75,2 pada siklus II. Dapat disimpulkan penerapan model problem based
learning dengan media aplikasi powtoon untuk meningkatkan keterampilan
menulis teks laporan hasil observasi dikatakan berhasil.
Saran dalam penelitian ini untuk guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Arjasa yakni, dapat dijadikan masukan untuk menerapkan model problem based
learning dengan media aplikasi powtoon pada pembelajaran menulis teks laporan
hasil observasi pada waktu mendatang. Saran untuk sekolah yakni,
mengoptimalkan sarana dan prasarana serta fasilitas pembelajaran agar tidak
menghambat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian yang
berbeda yaitu dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang
bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia. | en_US |