Show simple item record

dc.contributor.advisorNarulita, Erlia
dc.contributor.advisorIqbal, Mochammad
dc.contributor.authorRofiqoh, Afifatur
dc.date.accessioned2020-10-31T14:02:38Z
dc.date.available2020-10-31T14:02:38Z
dc.date.issued2020-04-28
dc.identifier.nim160210103090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101435
dc.description.abstractTerapi berbasis bakteriofag merupakan solusi efektif untuk mengatasi resistensi multidrug. Namun, Bakteriofag tertentu hanya dapat menginfeksi satu jenis bakteri. Bakteri juga dapat meningkatkan pertahanan diri terhadap infeksi bakteriofag. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digunakan bakteriofag jumbo. Bakteriofag jumbo dapat mengurangi ketergantungan pada bakteri inang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya resistensi bakteriofag. Selain itu, Bakteriofag jumbo memiliki inang yang sangat beragam, sehingga merupakan kandidat yang sangat baik untuk digunakan sebagai bakteri patogen biokontrol. Dalam proses infeksi bakteriofag ke sel bakteri, langkah pertama dilakukan penempelan untuk mengenali reseptor pada membran sel bakteri dan adsorpsi untuk memulai penyuntikan. Dalam proses ini, serat ekor Bakteriofag memiliki peran yang signifikan dalam efisiensi proses infeksi. Bakteriofag Jumbo memiliki banyak gen struktural dengan fungsi yang tidak diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil kloning pertama untuk memasukkan gen serat ekor ke dalam plasmid, hasil kloning kedua untuk menggantikan gen serat ekor dengan gen GFP, dan untuk mengetahui peran kedua gen GP198 dan GP270 dalam adsorpsi. proses ke sel bakteri. Metode penelitian dilakukan dengan PCR, elektroforesis, dan uji adsorbant. Sampel yang digunakan adalah plasmid kloning pertama yang lolos penyisipan gen serat ekor, plasmid kloning kedua untuk menggantikan gen serat ubin dengan gen GFP, Ecs1 Bacteriophage (wild type), dan mutan dari Ecs1 Bacteriophage. PCR dilakukan dengan DNA polimerase berupa KODone, menggunakan primer primer, primer sekunder, dan GFP primer. Dengan tahap prenaturasi 94 ° C 2 menit, denaturasi 98 ° C 10 detik, anil 60 ° C 30 detik, ekstensi 68 ° C 30 detik dan ekstensi akhir 12 ° C dengan siklus 30 ulangan. Analisis hasil PCR menggunakan elektroforesis dengan agarose gel 1%, λ Stay 1 sebagai penanda dengan tegangan 100 V selama 60 menit. Uji adsorpsi dan perbanyakan bakteriofag menggunakan media lapis ganda LB dengan konsentrasi top agar 0,35%. Hasil PCR menunjukkan bahwa proses kloning pertama untuk memasukkan gen serat ekor pada bakteriofag dan kloning kedua untuk menggantikan posisi gen serat ekor dengan gen GFP berhasil untuk GP198 dan tidak berhasil untuk GP270 dibuktikan dengan besarnya band yang muncul. Hasil uji adsorben menunjukkan bahwa mutan (tanpa gen serat ekor) memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih rendah dibandingkan bakteriofag Ecs1 (wild type). Singkatnya, GP198 (serat ekor pendek) dan GP2270 (bagian proksimal dari serat ekor panjang) memiliki peran penting dalam proses adsorpsi pada bakteriofag jumbo Ecs1.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherBiology Education Study Program; Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Educationen_US
dc.subjectTransforman GP198en_US
dc.subjectTransforman GP270en_US
dc.subjectBakteriofag Jumboen_US
dc.subjectGen Serat Ekoren_US
dc.subjectPoster Serialen_US
dc.subjectTerapien_US
dc.titleMenganalisis Transforman GP198 dan GP270 Bakteriofag Jumbo Gen Serat Ekor Terkait dan Pemanfaatannya sebagai Poster Serialen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record