Perhitungan Harga Pokok Produksi Susu Kedelai pada UD Sehat Sejahtera Bersama Kabupaten Jember
Abstract
Berdasarkan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Praktek kerja nyata ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga
pokok produksi berdasarkan perhitungan menurut perusahaan dan metode variable
costing serta untuk mengetahui perbandingan nilai harga pokok produksi berdasarkan perhitungan menurut perusahaan dan metode variable costing. Berdasarkan analisis dari pembahasan hasil praktek kerja nyata, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :
1. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan UD Sehat Sejahtera Bersama telah menggunakan perhitungan tersendiri dalam menghitung harga pokok produksi susu kedelai madu, hal tersebut dapat dikatahui bahwa perusahaan menghitung seluruh biaya yang terjadi dimulai dari proses mendapatkan bahan-bahan hingga produk jadi sampai ke sales atau pedagang, sejauh ini perusahaan belum melakukan perhitungan harga pokok produksi untuk produk susu kedelai madu. Selain itu perusahaan juga belum pernah melakukan perhitungan penyusutan atas aset yang dimiliki perusahaan. Total harga pokok produksi yang di dapat susu kedelai madu berdasarkan perhitungan UD Sehat Sejahtera Bersama sebesar Rp 442,3 per sashet susu kedelai madu.
2. Perhitungan harga pokok produksi berdasrkan metode variable costing mendapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan yang digunakan UD Sehat Sejahtera Bersama. Perhitungan menurut hasil praktek kerja nyata dengan menggunakan metode variable costing mendapatkan hasil lebih rendah sebesar Rp 417,3 sehingga di dapat selisih lebih kecil Rp 25. Hal tersebut di sebabkan karena metode variable costinghanya memperhitungkan biaya yang berprilaku variabel saja.
3. Berdasarkan perbandingan perhitungan harga pokok produksi menggunakan perhitungan dari perusahaan dan penulis dengan menggunakan metode variable costing didapatkan selisih harga pokok produksi yang dihasilkan meskipun memiliki perbedaan hanya sedikit. Perhitungan yang dihasilkan menggunakan metode variable costing lebih rendah dari pada metode perusahaan. Selisih nilai harga pokok produksi dari perhitungan perusahaan dan metode variable costing tersebut yaitu sebesar Rp 25. Perusahaan kurang memahami cara perhitungan harga pokok produksi yang tepat, yaitu tidak memasukkan biaya-biaya secara tepat ke dalam perhitungan harga pokok produksi, sehingga dengan memasukkan seluruh unsur biaya yang dikeluarkan dapat membuat laporan harga pokok produksinya lebih akurat dan tentunya harga jual akan lebih tepat serta dapat meningkatkan laba perusahaan.