Hubungan Keterpisahan Keluarga dengan Status Nutrisi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember
Abstract
Keterpisahan keluarga merupakan hal yang umum namun berdampak buruk pada pengalaman kehidupan keluarga modern. Adapun beberapa alasan orang tua meninggalkan anaknya seperti dipenjara bertugas di kemiliteran, berperang, bekerja maupun migran. Pemisahan orang tua khususnya ibu yang bekerja di luar rumah akan berpengaruh pada keterikatan antara ibu dan anak. Keterpisahan keluarga yang disebabkan karena orang tua yang bekerja dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan meningkatkan sumber daya keuangan keluarga, namun dapat menyebabkan anak kehilangan pengasuh utama dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara keterpisahan keluarga dengan status nutrisi pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional tanpa memberikan intervensi pada responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik total sampling dan didapatkan 53 keluarga. Pengambilan data menggunakan kuesioner latar belakang keluarga milik TripleP Algoma yang telah dimodifikasi dan penentuan z-score dengan pengukuran berat badan balita. Analisis data keterikatan antara keterpisahan keluarga dengan status nutrisi pada balita menggunakan Chi-Square dengan tingkat signifikasi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan dari 53 keluarga terdapat 41 (77,4%) peran ayah yang terpisah, 10 (18,9%) ibu terpisah dan 2 (3,8%) keterpisahan pada kedua peran orang tua. Status nutrisi dari sebagian besar balita yang mengalami keterpisahan keluarga adalah gizi baik 22 balita (38,6%). Hasil analisis jarak keterpisahan keluarga dengan status nutrisi pada balita menunjukkan adanya hubungan (χ2 = 8.310;p-value = 0,016). Selanjutnya, hubungan antara lama keterpisahan dengan status nutrisi balita menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna (F = 0.377;p-value = 0,688).
Keterpisahan keluarga pada penelitian ini sebagian besar terjadi akibat ayah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan keuangan keluarga. Hal ini menyebabkan peran ibu dalam merawat anaknya tidak mengalami perubahan. Pada penelitian ini sebagian besar balita memiliki gizi baik. Penelitian ini memungkinkan balita telah terpenuhi asupan gizinya sehingga nilai Z-score tergolong gizi baik.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara keterpisahan keluarga dengan status nutrisi pada balita. Tenaga kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]