Perbedaan Kualitas Hidup Antara Lansia Wanita Yang Berpasangan Dengan Tidak Berpasangan Di Posyandu Lansia Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini seluruh lansia wanita yang
memiliki pasangan dan tidak memiliki pasangan yang terdaftar menjadi anggota
posyandu lansia di Kecamatan Sumbersari dengan sampel 70 lansia wanita
berpasangan dan 70 lansia wanita yang tidak berpasangan. Kriteria ekslusi dalam
penelitian ini yaitu lansia wanita yang diketahui mengalami demensia (didapat
dari hasil form pengkajian MMSE) dan lansia wanita di posyandu lansia yang
tidak bersedia menjadi subyek dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
x
xi
menggunakan multistage random sampling yang terdiri dari dua tahap, yaitu
penentuan daerah populasi penelitian dengan teknik cluster sampling dan tahap
kedua penentuan besar anggota sampel di setiap kelompok posyandu lansia
dengan teknik simple random sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
karakteristik demografi (usia, tingkat pendidikan) dan status kesehatan/riwayat
penyakit, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas hidup.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara
dengan kueisoner. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah form
pengkajian MMSE dan kuesioner WHOQOL-BREF. Kuesioner WHOQOLBREF
telah teruji secara valid dan reliable untuk mengukur kualitas hidup lansia.
Penelitian ini menggunakan analisis univariabel dan bivariabel (Chi Square, Mann Whitney dan Kruskal Wallis).
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sebagian besar
responden memiliki rentang usia 60-74 tahun (elderly), tingkat pendidikan tidak
sekolah. Lansia wanita yang berpasangan tidak memiliki keluhan/riwayat
penyakit, sedangkan yang tidak berpasangan sebagian besar memiliki riwayat
penyakit berupa hipertensi; (2) Kualitas hidup baik lebih besar pada lansia wanita
yang berpasangan sebesar 16,4%. Kualitas hidup berdasarkan 4 domain lebih
besar pada lansia wanita yang berpasangan; domain fisik (60,0%), psikologis
(65,1%), hubungan sosial (75,4%) dan lingkungan (68,1%). Kepuasan kesehatan
kategori memuaskan lebih besar pada lansia wanita yang tidak berpasangan
(54,3%); (3) Terdapat perbedaan yang signifikan pada lansia wanita yang
berpasangan dan tidak berpasangan antara kualitas hidup dengan domain fisik
(p=0,000), hubungan sosial (p=0,000) dan lingkungan (p=0,001), sedangkan,
tidak terdapat perbedaan dengan domain psikologis; (4) Kualitas hidup menurut
usia kategori rentang baik, sangat baik lebih besar pada lansia wanita yang
berpasangan. Kualitas hidup menurut tingkat pendidikan kategori rentang baiksangat
baik pada lansia wanita yang berpasangan dan tidak berpasangan (tidak
sekolah = 14,3%). Kualitas hidup menurut status kesehatan/riwayat penyakit
kategori baik, sangat baik lebih besar pada lansia wanita yang tidak berpasangan
(24,3%); (5) Berdasarkan domain kualitas hidup, lansia wanita yang berpasangan
terdapat perbedaan signifikan terhadap variabel tingkat pendidikan pada domain
sosial (p=0,009) dan lingkungan (p=0,000), variabel status kesehatan/riwayat
penyakit pada domain lingkungan (p=0,020). Lansia wanita yang tidak
berpasangan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap
variabel tingkat pendidikan pada domain fisik (p=0,008), psikologis (p=0,016)
dan lingkungan (p=0,000).
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]