dc.description.abstract | Hasil penelitian menunjukkan, Upacara Adat Kebo-keboan terdiri dari
serangkaian acara, di antaranya, (a) slametan pambuko, (b) pembuatan gapura dan
penanaman palawija, (c) slametan latar, (d) ater-ater, (e) pawai idher bumi, (f)
penanaman padi, (g) pertunjukan wayang kulit, dan (h) slametan penutup. Mantra
yang digunakan dalam Upacara Adat Kebo-keboan ada tiga, di antaranya mantra yang
diucapkan saat slametan latar, saat peras kerbau, dan saat ngurit. Dari segi
strukturnya, ketiga mantra tersebut memiliki unsur pembangun yang sama yaitu unsur
(a) pembuka, (b) sugesti, (c) permohonan, dan (d) penutup. Dalam mantra terkandung
ideologi yaitu filosofi mengenai saudara spiritual manusia yang disebut sebagai
sedulur papat. Secara umum, mantra-mantra tersebut berfungsi sebagai (a) media
permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) komunikasi dengan roh halus atau
roh leluhur, dan (c) penjaga kesakralitasan Upacara Adat Kebo-keboan. Secara
khusus, mantra berfungsi sebagai (a) permohonan ijin dan perlindungan bagi
masyarakat Desa Alasmalang, (b) mengundang roh halus, dan (c) memberikan tuah
pada benih padi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran, 1) bagi Mata Kuliah
Folklor, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kepada mahasiswa dalam
menggali dan menganalisis bidang kajian folklor, 2) bagi bidang ilmu folklor, hasil
penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang khasanah folklor di Indonesia, 3)
bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan dalam meneliti folklor terutama mantra, 4) bagi bidang pendidikan,
untuk guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat memotivasi siswa agar melakukan
penggalian dan pelestarian terhadap sastra daerah melalui kegiatan pembelajaran di
sekolah. | en_US |