Gambaran Histopatologi Kornea Pada Tikus Rattus Novergicus Galur Wistar Yang Dipajan Bioinsektisida Bacillus Thuringiensis Kurstaki
Abstract
Bioinsektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang menggunakan
mikroorganisme sebagai agen pengendali hama dan patogen. Penggunaan
bioinsektisida bersifat ramah lingkungan sehingga penggunaan boinsektisida terus
meningkat. Bioinsektisida merupakan insektisida generasi baru dan sangat
dianjurkan untuk digunakan dalam pengendalian hama tanaman. Mikroorganisme
yang banyak digunakan dalam bioinsektisida adalah Bacillus thuringiensis (Bt)
dengan presentasi 90-95% dari bioinsektisida yang dikomersialkan. Bacillus
thuringiensis kurstaki (Btk) merupakan Bt yang telah digunakan secara luas untuk
melindungi tanaman dari serangga Lepidoptera.
Bioinsektisida Btk dapat menyebabkan terjadinya inflamasi karena
terdapat kandungan δ endotoksin dan spora dalam bioinsektisida Btk. Selain itu
bioinsektisida Btk termasuk dalam bahan kimia yang berdasarkan pada pHnya
yang asam sehingga dapat menyebabkan terjadinya trauma pada mata. Inflamasi
kornea yang ditimbulkan akan menginduksi mediator-mediator sitokin proinflamasi yang berupa Interleukin 1 (IL-1) dan Tumor Necrosis Factor α (TNFα).
IL-1 dan TNFα akan menyebabkan pelepasan enzim proteolitik dari sel mesenkim
yang akan menyebabkan perubahan struktur kornea secara histologi.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]