dc.description.abstract | Buku ini
sebagai bentuk literasi kepada kalangan mahasiswa dan
masyarakat penggiat ekowisata untuk meningkatkan kemampuan
mengenali dan memahami informasi yang disampaikan
dalam buku ini. Pembangunan pariwisata berbasis potensi
alam banyak dikembangkan oleh pemerintah daerah maupun
kelompok atau komunitas tertentu. Ekowisata sebagai bentuk
pariwisata alternatif yang berorientasi kepada prinsip pelestarian
alam maupun budaya, sehingga dengan memahami
esensi ekowisata sebagai wisata yang bertanggung jawab
menjadi sangat urgen, baik bagi wisatawan dan lebih-lebih bagi
pengelola (host) yang harus menerapkan prinsip-prinsip ekowisata secara konsekuen dan konsisten. Oleh karena itu,
secara berurutan penyampaian materi dalam buku ini dimaksudkan
untuk menggali makna sesuai dengan prinsip-prinsip
ekowisata.
Bab satu diisi dengan telaah pariwisata dalam perspektif
ilmu administrasi bisnis. Sebagaimana dipahami pariwisata
sebagai industri yang didalamnya meliputi aktivitas ekonomis,
tidak lepas dari motif dan prinsip ekonomi, yakni untuk
memperoleh dan melipatgandakan keuntungan-keuntungan
secara finansial. Demikian juga, dampak negatif dari eksploitasi
sumber daya pariwisata yang semata-mata untuk tujuan
ekonomis telah menimbulkan keprihatinan kalangan pencinta
lingkungan dan penggiat ekowisata. Masyarakat pelaku
pariwisata harus menyadari dampak mass tourism bagi kelestarian
lingkungan. Perlu kearifan dalam memanfaatkan dan
mengelola sumber daya pariwisata melalui praktik-praktik
bisnis yang bertanggung jawab, memegang etika bisnis, yaitu
selain mencari kemanfaatan ekonomi namun juga bermanfaat
bagi kesehatan lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat
lokal. Sangat penting untuk memahami makna bahwa ilmu
administrasi adalah ilmu yang mengedukasi, meningkatkan
kapasitas dan integritas dalam mengatur serta menyelenggarakan
bisnis pariwisata dengan melaksanakan, mengorganisasikan,
memanajemeni orang-orang dalam aktivitas wisata
ekologis, membangun kelembagaan bisnis ekowisata yang
konstruktif dan berkelanjutan.
Bab dua diisi dengan telaah pembangunan pariwisata
berkelanjutan (sustainable tourism development). Konsep pembangunan
berkelanjutan perlu terus disosialisasikan kepada
masyarakat agar dapat memahami dan memaknai dua gagasan
penting yang dihasilkan dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro
Brasil, pada tahun 1992. Ada dua gagasan penting, yaitu
gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia
untuk kelangsungan hidup, terutama kalangan penduduk
miskin, dan gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik
kebutuhan masa kini maupun kebutuhan di masa mendatang.
Bab tiga mencakup telaah tentang wisata alam dan
ekowisata. Kekayaan potensi wisata alam memang tiada habis
untuk dieksplorasi untuk disajikan sebagai suguhan produk
wisata yang sangat menarik. Namun perlu disadari bahwa sifat
sumber daya alam berupa flora dan fauna serta ekosistemnya
memiliki unsur kerentanan terhadap kerusakan dan/atau
kemusnahan. Oleh karena itu, menjadi penting mengenali,
memahami tentang wisata alam yang memanfaatkan sumber
daya pariwisata berbasis alam dan lingkungan secara bertanggung
jawab. Sebab pengunjung atau wisatawan belum
tentu paham serta memiliki motif turut menjaga kelestarian
objek yang dikunjunginya. Kehadiran konsep ekowisata
merupakan alternatif dan solusi untuk meminimalisasi atau
mereduksi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan
alam dan budaya, bahkan memiliki tujuan konservasi dan
pelibatan wisatawan dalam mengonservasi objek wisata yang
menjadi sasaran kunjungannya.
Bab empat diisi telaah pengembangan ekowisata di Taman
Nasional. Taman Nasional sebagai kawasan pelestarian alam
yang memiliki ekosistem asli telah mengadopsi aspek kepariwisataan
dengan
menyediakan
zona
pemanfaatan
untuk
tujuan
penelitian,
ilmu
pengetahuan,
pedidikan,
menunjang
budidaya,
pariwisata
dan rekreasi. Tujuan pariwisata dan rekreasi
apabila tidak dikelola dengan baik, dengan perencanaan objek
dan atraksi yang kurang mendukung tujuan konservasi sumber
daya alam dan ekosistemnya, tentu tidak dikehendaki. Oleh
karena itu, kehadiran konsep ekowisata dapat menjadi alternatif
dan solusi dalam menjaga kelestarian alam, bahkan
mendapat dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar,
seperti terlibat langsung dalam mengelola ekowisata, berperan
dalam manajemen mitigasi, memberikan edukasi kepada
pengunjung bersama pihak Taman Nasional. Kerja sama dan
sinergi antara Taman Nasional, masyarakat sekitar, serta pengunjung akan selaras dengan tujuan pembangunan pariwisata
berkelanjutan.
Bab
lima menelaah ekowisata dan pengentasan kemiskinan.
Mengimplementasikan konsep dan program pro-poor
tourism, sebagaimana strategi putting the poor first, seperti
perluasan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin, upaya
untuk membuka perluasan kesempatan kerja bagi penduduk
miskin, pengurangan dampak bagi penduduk miskin yang lebih
rentan, pengurangan dampak sosial budaya pariwisata yang
negatif bagi penduduk miskin, pengembangan kelembagaan
yang mendorong upaya pengentasan kemiskinan, serta penajaman
kebijakan
serta
perencanaan
pengembangan
pariwisata
yang
lebih tepat. pengembangan wisata yang berbasis pada
kekuatan masyarakat lokal seperti pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat (community based tourism) dapat
membuka peluang bagi keikutsertaan masyarakat lokal menggerakkan
dan menerima hasil pariwisata di kawasannya. Di
kawasan Taman Nasional tidak dapat diabaikan adanya
penduduk lokal yang mengalami kondisi kemiskinan yang
memprihatinkan, sehingga karena kebutuhan hidup mereka
sering merambak hutan, dan terkadang dituding sebagai
perusak hutan. Konflik yang selama ini terjadi telah memunculkan
konsep
social porestry (hutan rakyat), sehingga konsep
social porestry dapat dikolaborasikan dengan konsep
ekowisata dalam mengelola dan pemanfaatan hasil hutan
dengan sentuhan dan kemasan ekowisata berbasis masyarakat
(community based tourism).
Kelima bab yang disajikan dalam buku ini bukanlah
rangkuman yang menelaah permasalahan ekowisata secara
sempurna dan paripurna. Bahkan diharapkan untuk membuka
sikap kritis untuk memperkaya cakrawala pemahaman dan
pemaknaan penyelenggaraan ekowisata, sehingga menguatkan
dan menajamkan penerapan prinsip-prinsip ekowisata serta
mencapai tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan. | en_US |