Representasi Perempuan sebagai Simbol Perlawanan pada Novel Jalan Panjang Menuju Pulang Karya Pipiet Senja: Kajian Feminisme Radikal
Abstract
Budaya patriarki yang semakin marak di masyarakat membuat perempuan
rentan mendapatkan kekerasan seksual. Kekerasan merupakan perbuatan yang
merugikan bagi perempuan baik fisik maupun psikis. Kekuatan laki-laki yang lebih
unggul terkadang dimanfaatkan untuk melecehkan perempuan. Hal tersebut membuat
perempuan berada di bawah dominasi laki-laki. Gambaran perempuan yang
mengalami permasalahan demikian dialami oleh tokoh utama bernama Fatin yang
terdapat dalam novel Jalan Panjang Menuju Pulang karya Pipiet Senja. Pengarang
bukan hanya menyuguhkan kekerasan seksual, melainkan kasus KDRT yang dialami
tokoh utama.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam novel, peneliti
menggunakan kajian utama feminisme radikal dan tidak terlepas dari unsur-unsur
struktural dalam novel. Unsur struktural digunakan untuk mengetahui keterjalinan
antarunsur dalam novel. Analisis struktural juga dapat memudahkan peneliti untuk
menganalisis kajian berikutnya yaitu feminisme radikal. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif. Langkah-langkah metode kualitatif yang dilakukan yaitu:
(1) membaca dan memahami data-data yang ada, (2) mengolah data dan
mengklasifikasikan data dalam unsur-unsur struktural, feminisme radikal, dan
representasi, (3) menganalisis dengan menggunakan pendekatan struktural,
feminisme radikal, dan representasi.
Peneliti menggali kembali biografi pengarang terkait kasus yang terjadi
mendekati novel diterbitkan. Berdasarkan informasi yang berhubungan dengan novel,
kejadian kekerasan seksual terjadi pada kehidupan pengarang. Kasus kekerasan
seksual diolah oleh pengarang dengan imajinasinya yang kemudian muncul novel
ix
berjudul Jalan Panjang Menuju Pulang. Informasi dicari berdasarkan permasalahan
yang terjadi dalam novel yang kemudian dapat menunjang analisis berikutnya, yaitu
feminisme radikal.
Kajian struktural berfungsi untuk mengetahui keterjalinan antarunsur yang
meliputi tema, penokohan, konflik, dan latar. Tema pada analisis ini dibagi menjadi
dua, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor yang terdapat dalam novel ialah
usaha mempertahankan hidup seorang perempuan yang mengalami kekerasan
seksual. Selain tema mayor, terdapat tema minor yang ada dalam novel. Tema minor
pada novel dibagi menjadi lima, yaitu kekerasan dalam rumah tangga akibat berebut
anak, kekerasan seksual dapat dilakukan oleh laki-laki yang baru dikenal, doa ibu
menjadi sumber kekuatan hidup, pengalaman buruk dapat mempengaruhi psikologi
anak, dan perbuatan baik keluarga pendeta tanpa melihat perbedaan agama dan
bangsa. Tema tersebut mengambarkan penokohan yang terdapat dalam novel. Tokoh
utama dalam novel yaitu Fatin. Tokoh bawahan yang paling banyak berinteraksi
dengan Fatin di antaranya Rimbong, Frankie, Emak, Ridho, dan Dominee Hartland.
Adapun konflik yang terdapat dalam novel yaitu konflik manusia dengan manusia
yang dialami oleh Fatin, Frankie, dan Rimbong. Konflik kedua yaitu konflik manusia
dengan masyarakat yang dialami oleh Rimbong dengan orang-orang di rumah sakit
dan Rimbong dengan keluarga Hartland. Konflik ketiga yaitu manusia dengan alam
yang dialami oleh Fatin dan Ridho. Konflik keempat yaitu konflik antara ide dengan
ide yang dialami oleh Fatin. Konflik yang terakhir yaitu konflik antara seseorang
dengan kata hatinya yang dialami oleh Fatin. Pemaparan konflik di atas dapat
diketahui bahwa novel Jalan Panjang Menuju Pulang menceritakan tentang
perjalanan seorang perempuan dari desa, kota, dan luar negeri. Latar tempat yang
digambarkan pengarang dalam novel di antaranya Kota Cianjur, Kota Jakarta, Pulau
Lombok, dan Belanda. Latar waktu yang terdapat dalam novel di antaranya tahun
2003, tahun 2015, hari Jumat, pagi hari, siang hari, dan malam hari. Latar yang
terakhir yaitu latar sosial, di antaranya yaitu masyarakat Desa Bojongsoang yang
x
agamis, musim paceklik di Desa Bojongsoang, aktivitas pekerja hotel yang sukses,
upacara walimahan untuk pernikahan, dan musim dingin di negara Belanda.
Teori feminisme radikal merupakan teori yang digunakan untuk
mengetahui dominasi tubuh laki-laki terhadap perempuan. Dominasi laki-laki
terhadap perempuan yang terdapat dalam novel di antaranya kekerasan fisik,
kekerasan psikis, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dominasi berikutnya ialah
tubuh perempuan sebagai objek kepuasan laki-laki. Hal tersebut meliputi pelecehan
seksual dan kekerasan seksual. Pelecehan seksual terjadi pada tokoh utama di sebuah
hotel Jakarta, sedangkan kekerasan seksual dialami tokoh utama di negara Belanda.
Dalam analisis tersebut, selain dominasi laki-laki terhadap perempuan, juga terdapat
peran perempuan. Peran tersebut di antaranya peran perempuan sebagai tulang
punggung keluarga, peran perempuan dalam kerukunan antar-umat beragama, dan
peran ibu sebagai pelindung seorang anak.
Representasi yang ditampilkan pengarang dalam novel ialah representasi
perempuan sebagai simbol perlawanan. Hal tersebut berarti sebuah perlawanan yang
dilakukan perempuan atas kasus yang dialaminya. Pada novel digambarkan bahwa
Fatin mengalami KDRT dan kekerasan seksual. Kekerasan dalam rumah tangga
disebabkan oleh perebutan hak asuh anak. Perlawanan yang dilakukan Fatin dalam
novel ialah membawa pergi anaknya ke luar negeri. Keberadaan Fatin di negara
Belanda tidak dapat menyelesaikan masalah. Ia mendapatkan kekerasan seksual dari
laki-laki yang baru dikenalnya melalui media sosial. Fatin mengalami kekerasan
seksual di sebuah apartemen. Perlawanan yang dilakukan Fatin ialah pertengkaran
fisik yang dilakukan berkali-kali hingga berhasil melarikan diri dari apartemen. Fatin
juga berhasil membawa Frankie ke pihak kepolisian yang kemudian mendapat
hukuman atas perbuatannya.