dc.contributor.author | ELFIAH, Ulfa | |
dc.date.accessioned | 2020-08-31T02:27:55Z | |
dc.date.available | 2020-08-31T02:27:55Z | |
dc.date.issued | 2020-07-16 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100741 | |
dc.description | Disampaikan pada acara: WEBINAR SERIES, Kamis 16 Juli 2020, Diselenggarakan oleh:
Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik FK UNAIR/RS Dr. Soetomo-PERAPI Cabang Jawa Timur | en_US |
dc.description.abstract | Kelainan kongenital adalah kelainan bawaan yang disebabkan karena
adanya kegagalan dalam proses pembentukan organ saat fase organogenesis di
trimester pertama. Hipospadia adalah salah satu contoh kelainan bawaan alat
genetalia masculina. Sesuai dengan asal kata bahasa latin hipo artinya bawah
dan spodion artinya lubang maka hipospadia adalah kelainan bawaan yang
ditandai dengan adanya lubang saluran kencing atau uretra yang berada di sisi
depan bawah atau bagian ventral dari penis. Karena letak uretra yang tidak
normal ini menyebabkan adanya perubahan pancaran air kencing saat keluar
dari penis. Penderita sering mengeluh kencingnya merembes sehingga sering
dilakukan dalam posisi duduk.
Selain perubahan letak uretra pada kelainan ini sering diikuti oleh bentuk
penis yang bengkok yang disebut dengan Chodee. Kondisi ini terjadi sebagai
akibat adanya jaringan fibrosa yang terletak disebanjang penis sisi ventral yang
sebenarnya merupakan sisa jaringan embrional calon uretra. Selain itu adanya
hipotropi jaringan cavernosus penis dan perlekatan jaringan fibrosa pada kulit
memperberat pembengkokan penis. Adanya gangguan pembentukan uretra pada
bagian ventral menyebabkan kulit yang seharusnya ikut menutupi bagian ventral
dari corpus spongiosum uretra menumpuk di bagian belakang atau dorsal.
Tanda – tanda yang terjadi pada hipospadia ini dikenal dengan sebutan trias
hipospadi.
Ada banyak penyebab kelainan bawaan ini dan dikenal sebagai penyebab
multi factorial. Faktor genetic memiliki peranan besar dikatakan bahwa riwayat
keluarga baik dari garis ibu atau ayah akan menurunkan samapai sebesar 5577%.Adanya
mutasi ggenetik pada gen-gen yang mengendalikan proses
pematangan dari genetalia masculina juga dapat menyebabkan terjadinya
kelainan ini. faktor maternal antaralain adanya faktor penyakit hipertensi ibu,
gangguan sirkulasi plasenta, oligohidramnion dikatakan dapat menjadi salah
satu penyebab terjadinya hipospadia ini. Penyebab lain adalah adanya gangguan
keseimbangan hormonal antara androgen dan estrogen diduga merupakan
penyebab yang memiliki hubungan erat terhadap kejadian kelainan kongenital
ini. Adanya gangguan transformasi testosteron menjadi dihidrotestosteron
disertai dengan menurunnya sensitivitas reseptor dihodrotestosteron akan
menyebabkan ganggua proses pembentukan uretra dan kematangan genetalia
masculina. Faktor lingkungan adanya ya kandungan bahan kimia seperti
pestisida dalam makanan, air minum , tanaman, hewan ternak diduga menjadi
salah satu penyebab kelainan kongenital pada anak termasuk hipospadi. | en_US |
dc.language.iso | Ind | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kedokteran - UNEJ | en_US |
dc.subject | Rekonstruksi Kelainan Kongenital | en_US |
dc.subject | Hipospadia | en_US |
dc.title | Rekonstruksi Kelainan Kongenital: HIPOSPADIA | en_US |
dc.type | Book | en_US |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI2010101#Pendidikan Dokter | |
dc.identifier.nidn | NIDN0019077602 | |