Perawatan Luka di Masa Pandemi Covid-19
Abstract
Perawatan luka pada saat pandemi Covid-19 ini memerlukan perhatian
khusus. Karena dimasa pandemi maka kontak dokter atau tenaga kesehatan
dengan penderita dianjurkan untuk dilakukan seminimal mungkin. Sehingga
perlu pengetahuan khusus bagaimana cara merawat luka agar mempercepat
proses penyembuhan lukanya terutama luka kronis yang memerlukan
perawatan secara berulang. Mengenal definisi luka merupakan langkah
awal untuk memahami macam jenis luka dan penantalaksanaannya. Luka
merpakan kondisi hilangnya kuntinuitas epitel dengan atau tanpa jaringan ikat
dibawahnya sehingga menimbulkan kerusakan fungsi kulit yang bisa
disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya pembedahan, trauma tajam, luka
bakar, bahan kimia, gesekan atau tekanan. Tenaga medis juga harus
mengetahui fase penyembuhan luka, sehingga dengan mengetahui fase ini
diharapkan dapat tahu dimana luka tersebut nantinya bermasalah. Fase
tersebut terdiri dari: fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodelling.
Selanjutnya adalah klasifikasi luka, menurut terminologi tradisional, luka
terbagi menjadi luka akut dan luka kronik, namun pada terminology modern,
luka terbagi menjadi luka sembuh (healing wound) dan luka tidak sembuh
(chronic non healing wound).
Dasari teori yang dipakai dalam merawat luka adalah perawatan luka
lembab (moist), tujuannya dengan moist kita dapat mengurangi inflamasi,
mengurangi infeksi, mengurangi fibrosis. Serta manfaat dari suasana moist ini
adalah meningkatkan aktivitas
leukosit, meningkatkan kecepatan
penyembuhan luka, meningkatkan kualitas jaringan parut. Jadi prinsipnya, jika
menemui luka kering harus dibuat lembab, bila menemui luka basah juga
harus dibuat lembab agar mendapat hasil yang optimal dalam
penyembuhannya. Langkah-langkah untuk penanganan luka antara lain: yang
pertama harus dilakukan adalah penilaian terhadap luka (apa penyebab luka,
sudah berapa lama luka tersebut dialami, dan apa saja yang sudah dilakukan
atau diberikan), selanjutnya preparasi atau persiapan perawatan luka
tersebut, selain itu yang tak kalah pentingnya adalah dressing untuk
memfasilitasi penyembuhan luka, dan yang terakhir adalah penutupan luka
(baik menutup secara primer, sekunder, atau dibantu dengan pembedahan).
Yang tak kalah penting dari langkah-langkah tersebut adalah optimalisasi
faktor penyembuhan lukanya baik lokal maupun sistemik. Faktor lokal terdiri
dari: adakah infeksi luka, adakah jaringan mati, atau adakah sisa perdarahan,
sedangkan faktor sistemik adalah status gizi, usia, penyakit kronis, dan sistem
imun. Apabila kedua faktor ini tidak dapat kita kendalikan maka akan
mengganggu proses penyembuhan dan dapat menyebabkan komplikasi.
Collections
- LSP-Papers [138]