PENGARUH VARIASI JARAK ANYAMAN SERAT DENGAN ORIENTASI 45° DAN 135° PADA MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER/SISAL (AGAVE SISALANA) TERHADAP SIFAT MEKANIK
Abstract
Bumper merupakan salah satu bagian terpenting dari mobil, bukan hanya sebagai aksesoris mobil tapi juga berfungsi untuk menahan dan meredam benturan, tetapi kini Bumper juga dibuat agar mobil tampak lebih gaya. Jika didefinisikan, Bumper merupakan batang besi atau plastik yang melintang pada bagian muka dan belakang mobil untuk menahan benturan. Tetapi Bumper tidak hanya berada di depan dan belakang saja, namun juga ada pada bagian samping yang fungsinya sama-sama untuk melindungi mobil dari benturan. Dengan semakin banyaknya peminat Bumper mobil untuk modifikasi, banyak produsen Bumper membuat bermacam-macam Bumper mobil dari plastik yang ringan dan mengesampingkan fungsi utama dari Bumper itu sendiri. Maka dari itu keselamatan dan fungsi utama dari Bumper tidak boleh dikesampingkan, caranya dengan membuat Bumper yang ringan, mudah dibentuk dan memiliki kekuatan yang tidak jauh berbeda dari Bumper besi, yaitu Bumper dari komposit. Komposit sendiri merupakan teknologi rekayasa yang banyak digunakan saat ini, karena material komposit mampu menggabungkan beberapa sifat material yang berbeda karakteristiknya menjadi satu sifat yang baru dan sesuai dengan desain yang diharapkan. Pembuatan cetakan dan komposit dilakukan di Laboratorium Desain dan Uji Bahan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Jember. Untuk pengamatan struktur mikro dilakukan di Laboratorium Biomedik, Fakultas Farmasi Universitas Jember. Waktu pelaksanaan penelitian 10 Maret sampai dengan bulan 04 Mei 2014. Variabel yang digunakan variasi jarak anyaman serat 6mm, 8 mm dan 10 mm dengan sudut 45° dan 135°. Sedangkan parameter yang diamati adalah kekuatan tarik, kekuatan Impact, kekuatan tekan, dan kekuatan Bending dan struktur mikro patahan. Dari hasil analisa berupa grafik pada penelitian ini diketahui bahwa, nilai rata-rata sifat mekanik optimal terjadi pada variasi jarak anyaman serat 6 mm dengan sudut 45° dan 135°, dimana kekuatan tariknya sebesar 11,8 N/mm2, kekuatan Impact sebesar 0,41 Joule/mm2 dan nilai kekuatan Bending paling tinggi sebesar 62 N/mm2, sedangkan untuk pada kekuatan tekannya merupakan kekuatan tekan terkecil, yaitu 38,2 N/mm2. Sedangkan untuk variasi jarak anyaman serat 8 mm dan 10 mm dengan sudut 45° dan 135° nilai rata-rata kekuatan tariknya menurun yaitu 9,4 N/mm2 dan 8,6 N/mm2. Dan kekuatan Impactnya berturut-turut sebesar 0,35 Joule/mm2 dan 0,27 Joule/mm2, untuk nilai kekuatan Bendingnya berturut-turut sebesar 44 N/mm2 dan 32 N/mm2. Sedangkan kekuatan tekan semakin tinggi, pada 8 mm sebesar 43,5 N/mm2 dan puncaknya pada jarak anyaman 10 mm sebesar 50,3 N/mm2. Sedangkan untuk pengamatan struktur mikro pada patahan spesimen uji tarik, uji Impact, uji tekan dan uji Bending masih terdapat Fiber pull out yang mengakibatkan menurunnya kekuatan mekanik pada setiap pengujian.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]