dc.description.abstract | Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanyadisebabkan oleh virus dan bakteripenyebab Bronkopneumonia yang masuk kesaluranpernafasan sehingga terjadiperadangan broncus dan alveolus. Batuk yang tidak efektif menyebabkan hidung tersumbat, anak usia < 5 tahun tidak dapat mengeluarkan secret secara mandiri sehingga anak yang mengalami ketidakefaktifan bersihan jalan nafas ini berisiko tinggi untuk sesak nafas dan meninggal. Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu individu mengalami ancaman pada kondisi pemafasan terkait anak dengan ketidakmampuan batuk secara efektif yang disebabkan akumulasi sekret.
Metode pengumpulan data penelitian kualitatif dalam keperawatan yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini ialah dari anamnesa saat wawancara berupa munculnya keluhan batuk, adanya anggota keluarga yang merokok, adanya riwayat tersedak. Observasi yang dilakukan penulis berupa frekuensi nafas, adanya suara nafas tambahan ronchi, sianosis, serta tanda-tanda vital. Pada studi dokumentasi didapatkan pemeriksaan radiologi adanya berupa bercak konsolidari merata pada pneumonialobaris.
Hasil pengkajian keperawatan menunjukkan kedua pasien memunculkan 6 batasan karakteristik dengan adanya suara nafas tambahan berupa ronkhi, perubahan irama dan frekuensi pernafasan, sianosis, adanya penggunaan otot bantu pernapasan, batuk tidak efektif atau tidak ada, terdapat penurunan Hb. Intervensi dan Implementasi keperawatan yaitu memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, melakukan flsioterapi dada berupa clapping, auskultasi suara nafas, terapi kolaborasi oksigenisasi, farmakologi dengan bronkodilator dan nebulizer, pemantauan pemafasan dengan selalu memantau di sistem pernafasan pasien. Evaluasi yang didapatkan anak bronkopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu dalam 3 hari perawatan didapatkan 4 dari 4 kriteria hasil yang dapat diselesaikan yaitu frekuensi nafas dalam rentang normal, tidakan ada suara nafas tambahan ronchi, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada siamosis
Simpulan dari studi kasus ini yaitu setelah dilakukan penerapan Fisioterapi dada (claping) pada masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas didapatkan adanya pengurangan sekret yang ditandai dengan penurunan atau tidak adanya suara ronchi. Perawat diharapkan dapat menerapkan fisioterapi dada (claping) pada pasien yang mengalami masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas. | en_US |