dc.description.abstract | Salah satu faktor intern yang sangat dominan dalam menunjang
keberhasilan belajar matematika adalah kemampuan numerik (numerical ability) .
Menurut Dofir dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan numerik
mempunyai hubungan yang sangat signifikan dalam menunjang prestasi belajar
matematika siswa SMP (1997:31). Kemampuan numerik dapat diartikan sebagai
kemampuan berfikir dengan menggunakan angka-angka atau bilangan (Sukardi,
2005:164). Siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi, cenderung untuk
mempunyai bakat matematis. Kemampuan Numerik meliputi empat aspek yakni
penalaran aritmatika (arithmatic reasoning), operasi bilangan (numerical
operations ability), pengetahuan matematika (mathematic knowledge), dan seri
angka (number series ability). Keempat aspek tersebut akan digunakan dalam
penelitian Tes Kemampuan Numerik.
Kemampuan numerik merupakan kemampuan yang berhubungan dengan
kecermatan dan kecepatan dalam menggunakan fungsi-fungsi hitung dasar yang
antara lain pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan pembagian. Kemampuan
numerik sebagai faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika
siswa. Hal itu karena kemampuan numerik dan hasil belajar matematika siswa
memiliki hubungan kausal. Kemampuan numerik tinggi menyebabkan hasil belajar
matematika tinggi, sedangkan kemampuan numerik rendah menyebabkan hasil
belajar matematika rendah (Sudiasa, 2012:3). Hal yang sama juga diungkapkan
oleh (Haryati, 2013:4) yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki bakat
numerik tinggi akan memiliki semangat belajar yang lebih tinggi terhadap pelajaran
matematika sehingga hasil belajar matematika siswa juga akan lebih baik.
Demikian pula dengan siswa yang memiliki bakat numerik rendah, semang belajar terhadap pelajaran matematika juga rendah, sehingga hasil belajar
matematika yang dicapai siswa juga akan lebih rendah.
Penelitian untuk mengukur tingkat kemampuan numerik merupakan jenis
penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Penelitian ini
menggunakan analisis untuk menjelaskan hasil penelitian yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Pengambilan sempel penelitian menggunakan teknik purposiv
sampling. Purposiv sampling merupakan jenis pengambilan sampel penelitian
secara acak dengan kriteria yang sudah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengambilan data pada penelitian dilakukan dengan metode tes dan
wawancara pada subyek penelitian jika diperlukan. Metode tes yang dimaksud
adalah subyek mengerjakan soal tes berupa essay sejumlah 4 butir soal. Jenis soal
yang digunakan adalah soal dengan pemecahan masalah problem solving. Pada soal
tes masing-masing butir soal mewakili satu aspek kemampuan numerik. Cara
penilaian hasil penyelesaian soal tes untuk tiap soal adalah sistem skor sesuai
dengan indikator penilaian problem solving. Subyek yang digunakan untuk
penelitian sejumlah 3 orang dengan kriteria menjalani pendidikan kelas 8 sekolah
menengah pertama.
Setelah dianalisis terhadap hasil tes dan berdasarkan hasil wawancara
dengan ketiga subyek penelitian. Didapatkan bahwa ketiga subyek mendapat hasil
yang berbeda pada tes kemampuan numerik. Subyek pertama (S1) memperoleh
skor paling rendah dibandingkan dengan subyek kedua (S2) dan subyek ketiga (S3).
S1 mendapatkan skor 10, S2 mendapatkan skor 16, dan S3 mendapatkan skor 14.
Berdasarkan skor yang diperoleh, dapat dikelompokan tingkat kemampuan numerik
ketiga subyek. Untuk S1 termasuk kedalam tingkat kemampuan numerik yang
sedang, S3 tergolong memiliki kemampuan numerik baik, dan S2 memiliki
kemampuan sangat baik | en_US |