Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Banyuwangi pada Materi Termodinamika SMA
Abstract
Pendidikan di Indonesia telah mengatur kurikulum di tiap-tiap sekolah
untuk mengenalkan potensi daerah (kearifan lokal) masing-masing, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pembelajaran dengan kearifan lokal dapat berguna sebagai sarana dalam
mengenalkan kearifan lokal salah satunya pada matapelajaran fisika. Fisika ialah
pembelajaran yang membahas tentang gejala fenomena alam serta semua interaksi
yang menyertainya. Dengan demikian pembelajaran fisika dapat diintegrasikan
dalam suatu bahan ajar berupa modul kontekstual yang berbasis kearifan lokal,
seperti kearifan lokal Banyuwangi. Ketersediaan modul yang terintegrasi dengan
kearifan lokal Banyuwangi pada pembelajaran fisika materi termodinamika masih
belum diterapkan di SMAN 1 Glenmore. oleh sebab itu dilakukan penelitian
pengembangan yang mengembangkan modul fisika kontekstual berbasis kearifan
lokal Banyuwangi pada materi termodinamika SMA. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan validitas modul, mendeskripsikan kepraktisan modul, serta
keefektifan modul fisika kontekstual berbasis kearifan lokal Banyuwangi pada
materi termodinamika SMA. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian Nieveen
yang meliputi preliminary research, prototyping stage, serta asessment stage.
Preliminary research meliputi wawancara, observasi, mengkaji penelitian
terdahulu, serta analisis kebutuhan. Tahap prototyping stage ialah dirancangnya
modul fisika kontekstual berbasi kearifan lokal Banyuwangi, yang nilai
kevalidannya dengan melakukan validasi ahli dan pengguna. Validasi ahli
dilakukan oleh dua pakar ahli pendidikan fisika, yang mendapatkan nilai
presentase dari perhitungan kedua validator ahli senilai 87,5% dengan kriteria modul sangat valid. Validasi pengguna dilakukan oleh guru fisika SMA kela XI
SMAN 1 Glenmore, yang mendapatkan nilai 96,25% yang dikategorikan sangat
valid. Tahap asessment stage merupakan hasil dari penelitian yang berupa data
kepraktisan modul dan efektifitas modul. Modul fisika kontekstual berbasis
kearifan lokal Banyuwangi diujicobakan pada siswa kelas XI MIPA 1 terlebih
dahulu sebelum diterapkan pada kelas XI MIPA 2 SMAN 1 Glenmore, dengan
proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan. Kepraktisan penggunaan modul
didapat dari lembar keterlaksanaan serta lembar angket siswa. Keterlaksanaan
dilakukan dengan pengamatan secara langsung selama pembelajaran yang
dilakukan oleh dua observer. Keterlaksanaan kelas ujicoba XI MIPA 1 selama 3
kali pertemuan senilai 94,25% dan kelas penelitian XI MIPA 2 senilai 95,3%.
Dapat disimpulkan keterlaksanaan pembelajaran dua kelas tersebut dikategorikan
sangat baik. Berdasarkan lembar angketpun yang diberikan setelah menggunakan
modul menunjukkan nilai 91,6% yang dikategorikan baik. Efektifitas yang
dimiliki modul dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 2
memiliki ketuntasan senilai 76,4% yang dikategorikan modul ini efektif untuk
pembelajaran.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah menghasilkan modul fisika
kontekstual berbasis kearifan lokal Banyuwangi dalam pembelajaran fisika berupa
produk yang memiliki kriteria yang sangat valid, praktis, serta efektif